Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe pernah berjanji akan membuat negara Asia Selatan itu kaya raya pada 2025 di Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada 2018.
Dalam pernyataannya, Ranil memperkenalkan visi 2025 Sri Lanka yang menjadi strategi pemerintahannya fokus meningkatkan perekonomian negara tersebut dengan memperluas dan memperkuat pasar di Asia.
“Bukan rahasia lagi bahwa Asia adalah mesin ekonomi masa depan, dan dalam upaya kami untuk menjadikan Sri Lanka negara kaya pada 2025, adalah niat kami untuk melibatkan Asia lebih mantap lagi,
memanfaatkan akses strategis ke pasar-pasar utama di kawasan mulai dari India, Pakistan, China, Jepang, Korea Selatan hingga ASEAN,” ucap Ranil.
“Rencana terkait Empowered Sri Lanka mengidentifikasi prioritas pada peningkatan pendapatan, memastikan jumlah lapangan pekerjaan, dan perumahan bagi semua warga, dan meningkatkan kualitas hidup bagi semua masyarakat,” paparnya menambahkan dalam pernyataannya.
Kenyataannya, Sri Lanka kini menjadi negara bangkrut yang terus diselimuti krisis ekonom yang kian parah hingga memicu protes serta demonstrasi di mana-mana.
Selama akhir pekan, demonstran Sri Lanka bahkan menduduki rumah Presiden Gotabaya Rajapaksa dan PM Ranil. Pengunjuk rasa bahkan membakar rumah PM Ranil.
Para demonstran Sri Lanka menegaskan bahwa mereka akan terus menduduki rumah Gotabaya Rajapaksa sampai sang presiden hingga PM benar-benar mengundurkan diri dan rezimnya tumbang.
“Presiden harus mengundurkan diri, perdana menteri harus mundur, dan pemerintah harus lengser,” ujar salah satu pemimpin pengunjuk rasa, Ruwanthie de Chickera, pada Minggu (10/7), seperti dikutip Reuters.
Saat ini, kondisi di Sri Lanka sebenarnya dilaporkan sudah mulai tenang setelah kericuhan hingga berujung pendudukan rumah presiden dan pembakaran kediaman PM Ranil Wickremesinghe pada Sabtu (9/7).
Namun, massa masih menduduki rumah Rajapaksa dan Wickremesinghe. Kini, kediaman Rajapaksa bak tempat wisata, di mana para warga hilir mudik penasaran melihat tempat tinggal orang nomor satu di negara itu.
Aparat keamanan sebenarnya berjaga di sekitar rumah Rajapaksa. Namun, mereka tak melarang warga yang ingin masuk ke dalam bangunan tersebut.
Para warga pun menikmati kemewahan rumah itu di tengah krisis yang tengah mencekik mereka. Sebagian warga terlihat berenang di kolam, sementara yang lain mencoba sofa empuk di dalam kamar.
(Sumber)