Kalimantan Timur (Kaltim) kian menegaskan posisinya sebagai salah satu daerah tujuan investasi terbesar di Indonesia. Tidak hanya karena keberadaan proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), tujuh kawasan industri strategis kini disiapkan untuk menampung investasi berskala besar, baik dari dalam negeri (PMDN) maupun luar negeri (PMA).
Gubernur Kaltim, Dr H. Rudy Mas’ud (Harum), menyampaikan tren investasi di Kaltim terus menunjukkan kinerja positif. “Hilirisasi tambang, industri kimia dasar, energi terbarukan, perkebunan sawit, pangan, hingga transportasi menjadi penopang utama,” ujar Harum saat membuka acara High Level Meeting Regional Investor Relation Unit (HLM RIRU) di Samarinda, Senin (29/9/2025).
Profil Kawasan Industri Strategis di Kaltim
KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (Kutai Timur) – seluas 557 hektar, berfokus pada pengolahan minyak sawit, energi, kayu, dan logistik. Terdapat juga Batuta Chemical Industrial Park (BCIP) seluas 943 hektar lahan siap pakai.
Kaltim Industrial Estate (KIE, Bontang) – mencakup lahan 214 hektar, mendukung industri kimia dan migas.
Bontang Lestari (Bontang) – lebih dari 1.316 hektar, dikembangkan untuk kawasan properti, industri ready mix concrete, hingga pengembangan kawasan hunian industri.
Selain kawasan tersebut, kehadiran IKN dinilai akan menjadi akselerator pertumbuhan berbagai sektor, seperti konstruksi, properti, kesehatan, pendidikan, dan teknologi digital.
Gubernur Harum menegaskan, kunci utama untuk menjamin kelancaran investasi adalah infrastruktur. Karena itu, pemerintah akan terus mendorong peningkatan sarana transportasi, energi, logistik, dan jaringan digital sebagai satu kesatuan yang mendukung iklim investasi di Kaltim.
“Semua ini adalah peluang besar yang harus kita sambut dengan kesiapan penuh,” tegas Harum. #(Sumber)





