DPP KNPI kembali tampil di pentas global, setelah hampir setahun ini mengirimkan pimpinan pimpinan organisasi pelajar, mahasiswa dan pemuda ke Rusia, AS, China, Arab Saudi, Azerbaijan, Iran, Swiss dan negara lainnya. Kini di akhir tahun kembali mengirimkan delegasi santri dan pemuda untuk mengikuti kegiatan Pelatihan Diplomasi dan Tata Cara Bersidang dalam International Model Organization of Islamic Cooperation (MOIC) yang diselenggarakan Islamic Cooperation Youth Forum (ICYF) di Hotel Grand Cevahir, Istanbul, Turki, pada 29 November sampai 2 Desember 2025.
Ketua Umum DPP KNPI Tantan Taufiq Lubis menyebutkan, delegasi Indonesia dipimpin langsung Ketua Balitbang DPP KNPI dan Wasekjen OIC Youth Indonesia, Muhammad Afdhal. Acara ini dihadiri ratusan pelajar dan pemuda dari 57 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), termasuk Indonesia. Presiden ICYF, Taha Ayhan, secara resmi membuka acara ini, menandai dimulainya kegiatan yang sangat dinantikan ini.
“Kegiatan ini bermaksud meningkatkan kemampuan diplomasi dan kepemimpinan santri dan pemuda Indonesia, juga meningkatkan pemahaman tentang isu-isu kontemporer yang relevan dengan dunia Islam dan global,” tutur Tantan Taufiq Lubis.
Selain itu, lanjut Tantan, juga untuk membangun jaringan dan kerjasama dengan komunitas internasional. Ketua Hubungan Luar Negeri Majelis Nasional KAHMI yang juga turut hadir ke lokasi acara di daerah Sisli Istanbul, membersamai delegasi lainnya ini menambahkan, lembaga internasional bernama OIC ini adalah organisasi terbesar kedua setelah United Nations yang anggotanya berisi negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim.
Organisasi ini memperjuangkan nilai-nilai Islam dan Muslim yang sebenarnya dalam rangka menghapuskan diskriminasi yang ditujukan kepada umat Islam. Untuk itu, melalui Platform Model OIC mengajak pemuda pemuda bangsa Indonesia untuk turut mengambil bagian dalam melanjutkan misinya. “Ini juga kesempatan yang baik untuk pemuda-pemuda bangsa dalam memajukan diplomasi Indonesia di panggung global,” tutur Tantan.
Kepada RadarAktual, Wakil Rektor Universitas Jakarta ini juga menyampaikan, “As moslems, we have more obligation to be a diplomat of Islam. Whenever we go, we must be an ambassador to our family.” Jika diibaratkan, setiap umat Muslim merupakan ambassador dari Islam itu sendiri. Sehingga setiap umat Muslim harus merepresentasikan Islam yang sebenarnya agar citra buruk mengenai Islam akan terpatahkan. Beliau juga menuturkan, untuk menjadi ambassador Islam yang baik, jadilah Muslim Kaffah yang sesungguhnya melalui beberapa cara.
“The fisrt is Qur’an, read it to improve yourself. Second, Silahturahim. Third, determination, hard work, it’s the key to success dan mengikuti kegiatan pelatihan diplomasi serta Model OIC Ini adalah salah satu ikhtiar nya. And then prayer, because as Moslems we need to pray,” pungkasnya





