Wakil Bupati Mempawah, Juli Suryadi dipanggil tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan korupsi pekerjaan peningkatan jalan pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mempawah tahun anggaran (TA) 2015.
“Pemeriksaan dilakukan di Polda Kalimantan Barat, atas nama JS (Juli Suryadi) Wakil Bupati Mempawah atau mantan Kabag Hukum Kabupaten Mempawah,” kata Jurubicara KPK, Budi Prasetyo kepada wartawan, Kamis siang, 2 Oktober 2025.
Selain itu, kata Budi, tim penyidik juga memanggil 10 orang saksi lainnya. Namun, identitas para saksi masih disembunyikan. Mereka yang dipanggil, yakni DN selaku sopir, RM selaku swasta, MI selaku PNS, GU selaku PNS, DEKW selaku karyawan swasta, FI selaku wiraswasta, AM selaku wiraswasta, WW selaku wiraswasta, DS selaku nelayan, dan SN selaku sopir.
Pada Rabu 24 September 2025 hingga Kamis 25 September 2025, tim penyidik telah melakukan serangkaian kegiatan penggeledahan di beberapa lokasi, di antaranya di rumah dinas Bupati Mempawah Erlina Ria Norsan, rumah dinas gubernur Kalbar, dan rumah pribadi Gubernur Kalbar Ria Norsan. Dari sana, tim penyidik mengamankan dan menyita beberapa barang bukti ataupun dokumen.
Sebelumnya, Ria Norsan telah diperiksa pada Kamis 21 Agustus 2025. Dalam pemeriksaan selama 12 jam itu, KPK mencecar peran Ria Norsan dalam kasus tersebut. KPK juga telah memeriksa saksi-saksi lain, yakni mantan Wakil Bupati Mempawah Gusti Ramlana.
Dalam perkara ini, KPK sudah menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam perkara yang merugikan keuangan negara mencapai Rp40 miliar. Namun, identitas para tersangka belum diumumkan KPK.
Berdasarkan informasi yang diperoleh redaksi, ketiga orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka terdiri dari 2 orang unsur penyelenggara negara dan satu orang pihak swasta, yakni Abdurrahman selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Idi Syafriadi selaku Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan, dan Lutfi Kaharuddin selaku Direktur Utama PT ABP.(Sumber)