Politiknesia.com

Mendagri Tito Karnavian Ungkap Alasan Beras Singapura Bisa Lebih Murah Dari RI

Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, mengungkap alasan beras di Singapura lebih murah.

Menurutnya, pemerintah Singapura dapat menggenjot impor mereka tanpa perlu memperhatikan dampak ke petani, karena masyarakat di sana mayoritas konsumen. Sehingga beras di Singapura bisa murah.

“Singapura adalah negara bukan negara produsen tapi negara konsumsi, konsumen, dia enggak punya pangan, menghasilkan bahan apa pun semuanya impor,” kata Tito dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Senin (4/3).

“Jadi strateginya beda, kalau di Singapura bagaimana caranya harganya serendah mungkin, karena yang produsen bukan mereka, penduduknya kan konsumen,” sambung Tito.

Perbandingan Harga Beras Indonesia dengan Singapura
Dikutip dari Selina Wamucii, kisaran harga eceran beras di Singapura paling murah adalah USD 0,79 per kilogram atau Rp 12.440 per kg (kurs Rp 15.747). Pada tahun 2024, perkiraan kisaran harga grosir beras di Singapura adalah antara USD 0,55 dan USD 3,47 per kilogram, atau Rp 8.660 per kg sampai Rp 54.642 per kg.

Selina Wamucii sendiri adalah sebuah platform end-to-end yang mengumpulkan data-data pangan dan hasil pertanian. Platform ini menyediakan jasa data analisis harga mendalam untuk pasar pertanian dunia.

Sementara di Indonesia, harga beras di tingkat eceran pada Februari 2024 sudah di level Rp 15.157, dan di tingkat grosir mencapai Rp 14.398. Sedangkan harga beras di tingkat penggilingan di Indonesia per Februari 2024 mencapai Rp 14.272.

Tito bilang, harga beras di Singapura bisa murah dengan mengandalkan impor mereka. Ternyata, harga beras yang Singapura dapat dari impor dalam lima tahun harganya stabil bahkan Singapura pernah mendapat harga yang lebih murah.

Selina Wamucii mencatat, harga impor beras per kilogram ke Singapura selama lima tahun terakhir relatif stabil. Pada tahun 2017, harganya sebesar USD 0,52 per kg, disusul USD 0,59 per kg pada tahun 2018. Pada tahun 2019, harga turun menjadi USD 0,47 per kg, dan kemudian turun lagi menjadi USD 0,46 kg pada tahun 2020. Harga terendah tercatat pada tahun 2021 sebesar USD 0,44 per kg.

(Sumber)