Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan telah menindaklanjuti sejumlah rencana kerja sama Indonesia-China pada kunjungannya ke Tiongkok, dua pekan lalu.
Salah satunya, kata dia, adalah potensi ekspor durian senilai US$7-8 miliar atau sekitar Rp131,14 triliun (kurs Rp16.393 per dollar) ke China.
“Jangan dianggap enteng. Makanya kita buat dengan BGI untuk research sehingga durian yang dihasilkan itu betul-betul durian yang bagus,” kata Luhut melalui instagram pribadinya, Selasa (25/6/2024).
Menurut dia potensi ekspor ini bisa menciptakan pemerataan ekonomi di sejumlah daerah. Sebagai contoh, sebuah kabupaten di Indonesia, dengan jumlah penduduk hanya 80 hingga 100 ribu jiwa bisa saja menghasilkan durian untuk diekspor ke China senilai US$100 juta.
“Kabupaten tersebut berarti bisa mendapat pemasukan sebesar Rp1,5 triliun. Tentu akan memberikan manfaat perekonomian yang signifikan di suatu daerah,” ujar Luhut.
Meski demikian, dia mengakui rencana kerja sama ini masih butuh banyak persiapan dan proses. Dia memprediksi paling cepat kerja sama ekspor durian baru akan tercapai penuh 3 hingga 4 tahun lau, sesuai dengan periode pohon durian berbuah.
Selain itu, lokasi penanaman durian juga masih terbatas. Saat ini, pemerintah baru membangun kebun durian seluas 100 hektar di Kabupaten Humbang Hasudutan, Sumatra Utara; dan Fakfak Barat, Papua Barat.
Rencananya, kata Luhut, akan ada sejumlah lokasi lain untuk menanam durian. Hal ini merujuk pada lokasi yang bisa menghasilkan durian sesuai standard China. Salah satunya Palu, Sulawesi Tengah.
(Sumber)