Politiknesia.com
Parpol  

Prabowo: Akhir-akhir Ini Memang Sarat Aroma Pengkhianatan

Bacapres sekaligus Ketum Gerindra Prabowo Subianto menyoroti dinamika politik saat ini yang menurutnya berbau isu pengkhianatan. Hal itu ia sampaikan kala mengenang dirinya yang pernah dituduh sebagai pengkhianat karena bergabung dalam koalisi pemerintahan Presiden Jokowi.

“Pak Jokowi punya jiwa yang besar mengajak saya, saya pun ditentang tadinya bergabung, ditentang saya oleh pengikut-pengikut saya sendiri, saya dituduh pengkhianat,” jelas Prabowo saat memberi sambutan usai menerima deklarasi dukungan dari Partai Gelora di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (2/9).

“Memang akhir-akhir ini memang sarat dengan aroma-aroma pengkhianatan,” imbuhnya.

Prabowo lantas menyinggung sejarah Indonesia kala dijajah Belanda. Menurutnya, kekuasaan Belanda ada karena ulah kerajaan dan masyarakat saat itu yang sibuk dengan perebutan kekuasaan dan pengkhianatan. Ia pun meminta sejarah itu dijadikan introspeksi semua pihak.

“Saudara-saudara yang harus kita introspeksi selama sejarah Indonesia ini, Belanda berkuasa karena kita, di antara kita ya kan? Perusahaan kecil bisa taklukkan kerajaan-kerajaan kita karena pangeran-pangeran itu, bener enggak sibuk rebutan kursi?” jelas Prabowo.

“Sultan meninggal, putra-putranya perang, dia putra kandung, perang. Ini pelajaran. Tampaknya kita masih harus belajar terus saudara-saudara,” imbuh dia.

Terkait tuduhan terhadapnya sebagai pengkhianat karena bergabung dengan Jokowi, Prabowo memastikan sudah menjelaskan kepada para pendukungnya hingga paham

“Saya dituduh pengkhianat oleh pengikut-pengikut saya karena saya mau bergabung dengan Pak Jokowi, akhirnya saya harus menjelaskan lama-lama mereka paham,” kata Prabowo yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan ini.

Ia pun menegaskan adu domba politik bisa berdampak pada runtuhnya kesatuan Indonesia dan bisa dimanfaatkan pihak-pihak lain.

“Jadi politik adu domba politik, pembelahan semakin Indonesia tidak bersatu semakin kekuatan-kekuatan tertentu di dunia ini senang melihat. Kenapa? Kita terlalu besar,” pungkasnya.

Menyeruaknya Isu Pengkhianatan

Isu pengkhianatan menyeruak setelah Demokrat merasa ada pengkhianatan atas pengusungan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai capres-cawapres oleh NasDem dan PKB. Demokrat merasa tidak ada pembahasan dengan para partai koalisi lainnya.

Pasangan Anies-Cak Imin akan dideklarasikan pada Sabtu (2/9) siang ini di Hotel Majapahit Surabaya.
Pengusungan ini berpengaruh pada Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang dibentuk NasDem, PKS, dan Demokrat. Demokrat akhirnya menarik diri dari koalisi ini dan mencabut dukungan terhadap Anies.

Koalisi Indonesia Maju yang sudah dibentuk Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN juga turut berdampak. Gerindra memastikan PKB sudah keluar dari koalisi ini.(Sumber)