Pasukan Amerika Serikat bertanggung jawab atas eskalasi militer di Suriah timur, di mana kelompok teroris seperti ISIS tengah mengintensifkan aktivitas mereka baru-baru ini.
Begitu yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Suriah dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita SANA pada Sabtu malam (12/8), dan dikutip Mehr News Agency.
“Pasukan AS mensponsori teroris, yang bertanggung jawab atas penyergapan 10 Agustus terhadap prajurit Suriah di Deir ez-Zor,” kata Kemlu Suriah.
Menurut Kemlu Suriah, kehadiran militer AS secara ilegal di wilayah negara itu disertai dengan penjarahan cadangan minyaknya dan meningkatnya tekanan ekonomi terhadap rakyat Suriah.
“Amerika secara terang-terangan melanggar kedaulatan Suriah dan membuat situasi tidak stabil untuk melanjutkan pendudukan mereka,” lanjut pernyataan itu.
Damaskus kemudian berjanji untuk melanjutkan operasinya melawan teroris sampai ancaman tersebut benar-benar hilang.
“Suriah juga menegaskan kesiapannya untuk membebaskan tanahnya dari pasukan AS, Israel, dan Turki, sesuai dengan hukum internasional,” tegas Kemlu Suriah.
Setidaknya 33 prajurit Suriah tewas pada 10 Agustus, ketika sebuah bus yang mereka tumpangi disergap di dekat kota Al Mayadin, sekitar 368 km dari ibu kota Damaskus.
Sumber medis kemudian mengatakan bahwa jumlah korban tewas dapat bertambah karena 11 prajurit yang terluka dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius.
Menurut televisi Al Hadath, kelompok teroris melakukan lebih dari 40 serangan bersenjata di Suriah timur sejak awal 2023, menewaskan 67 prajurit dan milisi.(Sumber)