Ide contract farming sebagai pengganti food estate sebagaimana disampaikan Calon Presiden Anies Baswedan dinilai bukan tindakan yang tepat.
Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Ir Sadar Subagyo mengatakan, food estate dan contract farming tidak bisa saling menggantikan.
“Contract farming itu untuk menjamin kepastian pasok dan harga jual. Sedangkan food estate adalah perluasan area tanam untuk meningkatkan produksi. Ini solusi berbeda, untuk masalah yang berbeda,” kata Sadar dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/11).
Alih-alih menghapus food estate dan digantikan contract farming, keduanya bisa dijalankan secara beriringan.
“Yang Ideal adalah penggabungan antara contract farming dan food estate. Petani bisa kontrak dengan Bulog dengan kepastian pasok, misalnya 1 juta ton beras di tahun ke-4 setelah kontrak, dengan harga tertentu, ini contoh contract farming” jelas Sadar.
Untuk menyediakan beras tersebut, Petani bisa membuka food estate misalnya seluas 300 ribu hektare dalam waktu 3 tahun untuk memenuhi kontrak tersebut.
Berbeda dengan Anies, pasangan Prabowo-Gibran justru berkomitmen melanjutkan program food estate disertai penyempurnaan. Food estate termasuk dari salah satu program prioritas dari visi misi Prabowo-Gibran terkait swasembada pangan, energi, dan air.
“Ditargetkan minimal 4 juta hektare tambahan luas panen tanaman pangan tercapai pada tahun 2029. Itu sudah ada di program dan di Astacita yang ke-2,” lanjut Sadar.(Sumber)