Sri Lanka berencana untuk membeli lebih banyak minyak Rusia di tengah kekurangan bahan bakar yang menghantui karena krisis ekonomi.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan pihaknya akan berusaha mencari sumber lain, tetapi akan terbuka untuk membeli lebih banyak minyak mentah dari Moskow.
“Jika kita bisa mendapatkan dari sumber lain, kita akan mendapatkannya dari sana. Kalau tidak (kita) mungkin harus pergi ke Rusia lagi,” ujarnya, seperti dikutip Associated Press.
Dalam wawancaranya pada Sabtu (11/6), Wickremesinghe juga mengindikasikan bersedia menerima lebih banyak bantuan keuangan dari China, meskipun utang negaranya meningkat.
Pada kesempatan itu, Wickremesinghe mengakui krisis yang dihadapi Sri Lanka terjadi karena kesalahan sendiri, tetapi perang di Ukraina membuatnya lebih buruk.
Sri Lanka telah mengumpulkan 51 miliar dolar AS dalam utang luar negeri, tetapi telah menangguhkan pembayaran hampir 7 miliar dolar AS yang jatuh tempo tahun ini.
Dua minggu lalu, Sri Lanka membeli 90.000 metrik tonpengiriman minyak mentah Rusia untuk memulai kembali kilang satu-satunya.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari, harga minyak dunia telah meroket. Sementara Washington dan sekutunya mencoba untuk memotong aliran keuangan yang mendukung upaya perang Moskow, Rusia menawarkan minyak mentahnya dengan diskon yang tajam, membuatnya sangat menarik bagi sejumlah negara.(Sumber)