Jakarta – Korea Utara pada Selasa (10/4) menyuarakan dukungan untuk pencaplokan Rusia atas wilayah-wilayah Ukraina yang diduduki pasukannya. Korut juga menuduh Amerika Serikat dan sekutunya bertindak seperti gangster dengan memimpin gerakan di PBB terhadap perilaku Rusia.
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (4/10/2022), pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa Moskow telah mencaplok empat wilayah Ukraina yang mengadakan referendum yang diselenggarakan Kremlin di tanah yang diduduki militer Rusia.
Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya menyebut referendum itu palsu yang dilakukan di bawah todongan senjata, dan bersumpah tidak akan pernah mengakui pencaplokan Rusia itu.
Namun, Menteri Luar Negeri Korea Utara Jo Chol Su membela referendum untuk bergabung dengan Rusia itu sebagai hal yang sah dan “diadakan sesuai dengan Piagam PBB yang menetapkan prinsip-prinsip kesetaraan rakyat,” kata kantor berita KCNA yang dikelola negara. Diketahui bahwa Korea Utara adalah sekutu Rusia.
“Sebagian besar pemilih mendukung integrasi dengan Rusia,” kata Jo dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan KCNA.
Rusia pada hari Jumat lalu memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang diprakarsai Amerika Serikat untuk mengutuk pencaplokannya. Dengan veto tersebut, resolusi itu pun gagal diloloskan, sementara China dan India memilih abstain.
Jo mengatakan Amerika Serikat ikut campur dalam urusan internal negara-negara merdeka dan “menyalahgunakan” Dewan Keamanan PBB.
“Hari-hari tidak akan pernah kembali ketika AS dapat menggunakan Dewan Keamanan PBB sebagai perisai dan sarana agresi untuk mempertahankan supremasinya,” kata menteri Korut itu.
“Jika DK PBB akan melanggar hak-hak independen dan kepentingan fundamental dari sebuah negara berdaulat dengan standar ganda yang tidak logis dan seperti gangster yang bertentangan dengan tujuan dan prinsip Piagam PBB, itu akan bertanggung jawab penuh atas konsekuensi yang ditimbulkannya,” tandas Jo.
Baca artikel sumber disini.