Sikap PDIP yang menolak keikutsertaan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023 berdampak pada elektabilitas partai tersebut.
Berdasarkan survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), elektabilitas partai berlambang banteng itu menurun selama dua bulan terakhir, yang juga ikut dipengaruhi sikap mereka yang menolak keikutsertaan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023.
Berdasarkan survei, pada Januari 2023, PDIP masih 22 persen (21,9 persen) turun menjadi sekitar 19 persen pada Februari 2023, turun lagi menjadi 17,7 persen pada April 2023.
Anjloknya tingkat elektabilitas PDIP itu membuat partai politik peserta Pemilu 2024 lainnya mempunyai peluang di Pemilu 2024.
Selain PDIP, tingkat elektabilitas Ganjar Pranowo juga turun.
Ganjar Pranowo menduduki peringkat kedua hasil survei LSI yang digelar pada 31 Maret hingga 4 April 2023.
Ganjar menduduki peringkat kedua dengan 26,9 persen.
Diurutan pertama ada nama Prabowo Subianto.
Adapun diurutan ketiga ada nama Anies Baswedan.
Pasca batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia, Gerindra dan Golkar merupakan salah satu partai politik yang diuntungkan.
Untuk Golkar, partai berlambang pohon beringin itu masih menempatkan kader di posisi menteri pemuda dan olahraga yang notabene kementerian mengurus olahraga termasuk sepak bola.
Kini, menpora dijabat oleh Dito Ariotedjo. Dia menggantikan Zainuddin Amali yang memilih menjadi wakil ketua umum PSSI.
“Suara Ganjar dan PDIP menjadi anjlok karena dampak penolakan Piala Dunia U-20,” kata Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komaruddin, pada Jumat (14/4/2023).
Jika PDIP dan Ganjar tidak evaluasi maka suara akan tergerus pada pilpres 2024.
Sehingga ini menjadikan peluang partai politik dan tokoh nasional lainnya menang di Pilpres 2024.
“Kalau tidak ada evaluasi, maka suara PDIP dan Ganjar akan tergerus di Pilpres 2024,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI) dan Ketua Alumni Sepak Bola Universitas Indonesia, Sarman El Hakim mengatakan dampak batalnya sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 itu sangat besar terhadap Indonesia dimata dunia.
“Kalau saya lihat pembatalan Piala Dunia U20 oleh Ganjar Pranowo dan PDIP pastinya akan berdampak apalagi masyarakat Indonesia hampir semua menggemari sepak bola, “ kata Sarman.
Dia mengungkapkan batalnya Piala Dunia U 20 di Indonesia karena berbagai macam faktor.
Salah satunya karena syarat dengan kepentingan politik.
Untuk itu, dia menyarankan siapapun yang terpilih untuk membawa sepak bola Indonesia terbebas dari kepentingan baik politik dan lainnya.
“Harus mampu membawa sepak bola Indonesia lepas dari kepentingan apapun, demi majunya sepak bola kita,” tambahnya.
Untuk itu, dia menyarankan siapapun yang terpilih untuk membawa sepak bola Indonesia terbebas dari kepentingan baik politik dan lainnya.
“Harus mampu membawa sepak bola Indonesia lepas dari kepentingan apapun, demi majunya sepak bola kita,” tambahnya.
Untuk diketahui, Jaringan Jurnalis Indonesia (JJI) kembali melakukan survei terkait capres potensial di Pilpres 2024.
Tema survei kali ini yakni “Preferensi Publik Terhadap Elektabilitas* Tokoh Bakal Capres dan Parpol Terkait Pembatalan Piala Dunia U20”.*
Survei ini melibatkan 2.081 responden yang merupakan Warga Negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih saat pemilu 2024.
Survei mulai tanggal 29 Maret sampai 10 April 2023 di 420 Kabupaten/ kota di 34 Provinsi.
Populasi survei ini Warga Negara Indonesia yang sudah berusia 17 tahun dan dengan jumlah sampel 2.100 responden berpendidikan SMA hingga Universitas.
Sementara 100 responden berpendidikan SMP dan sebanyak 80 respoden berpendidikan SD.
Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan Margin of Error kurang lebih 3,1 persen dan memiliki tingkat kepercayaan 96 persen.
Koordinator Jaringan Jurnalis Indonesia (JJI) Agusta Irawan mengatakan, dampak penolakan timnas Israel di Piala Dunia U 20, sangat mempengaruhi elektabilitas bagi bakal capres, dan partai itu sendiri.
Jika Pemilu diadakan saat ini, Partai Golkar mengeser posisi PDI Perjuangan sebagai pemenang pemilu 2019.
Elektabilitas Partai Golkar 21,3 persen, kemudian urutan kedua ada partai Gerindra 15,3 persen, sedangkan urutan ketiga PDIP dengan 10,2 persen.
“Selanjutnya, Demokrat 8,4 persen, PKB 7,3 persen, Nasdem 6,2 persen, PPP 5,6 persen, Perindo 4,2 persen, PKS 3,2 persen, dan PAN 2,9 persen. Gabungan Parpol Lainnya 6,2 persen, dan yang tidak memilih sebanyak 9,2 persen,” kata Agus.(Sumber)