Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga angkat suara terkait isu resesi global yang diprediksi menerpa banyak negara di tahun depan 2023.
Jerry Sambuaga menyampaikan, pihak telah melakukan sejumlah aksi seperti di bidang ekspor yang menjadi kunci mengantisipasi gelombang resesi global yang bisa menghampiri ekonomi Indonesia tahun depan.
“Ekonomi Indonesia menguat di tengah pelemahan ekonomi global,” kata Jerry seperti keterangan yang diterima Lintas Parlemen, Senin (14/11/2022).
Lebih lanjut Jerry menjelaskan, Indonesia menunjukkan penguatan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 yang belum usai, terjadinya dinamika perdagangan global, dan perang konflik antara Rusia dan Ukraina. Meski semua itu berdampak, tapi indikator ekonomi Indonesia tetap menunjukkan tren positif, salah satunya karena pencapaian sektor perdagangan tetap menggembirakan.
Jerry memperlihatkan, dua negara besar, Tiongkok dan Amerika Serikat, telah mengalami dampak parah awal resesi ekonomis global, disusul sesama negara Asia: India, Singapura, Korea Selatan, Filipina dan Vietnam. Sebaliknya, Wamendag mengungkap fakta optimis.
“Laju ekonomi Indonesia kuartal kedua 2022 mengalami pertumbuhan dibandingkan kuartal kedua 2021 dengan pertumbuhan 5,44% (YoY) dengan ekspor-impor menjadi komponen PDB yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada kuartal kedua 2022 sebesar 19,74% dan 12,34% (YoY),” ungkapnya.
“Neraca perdagangan Indonesia surplus. Ekspor lebih besar dari impor. Ini memastikan ketahanan perdagangan Indonesia semakin kuat karena kita tak terlalu bergantung pada impor dari negara lain. Surplus kita dengan akumulasi hingga September di angka $39,87 miliar. Ini merupakan angka tinggi sejak 15 tahun terakhir. Presiden pun menyebut, Indonesia nomor dua di antara negara lain,” sambung Jerry.
“Struktur ekspor Indonesia, dari data BPS, ekspor kita 71% dari barang industri. Sesuai arahan Presiden, ekspor kita harus barang yang diolah, yang punya nilai tambah, tak hanya barang mentah,” ujarnya.
Wamendag juga memaparkan sejumlah program yang telah dilakukan Kementrian Perdagangan.
“Kita memberi pendampingan, advokasi, pelatihan pada pelaku UMKM dan ekspor. Ada program business matching, yang pertemukan pembeli-penjual. Hingga November, kita menyelesaikan 26 perjanjian dagang di seluruh dunia. Juga ada gerakan nasional ‘Bangga Buatan Indonesia’. Kita harus bangga memakai produk anak negeri,” ungkapnya.(Sumber)