Presiden Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping berencana untuk menguji coba kereta cepat Jakarta-Bandung, setelah gelaran KTT G20 di Bali pada 15-16 November mendatang.
Menurut Menteri Transportasi Budi Karya Sumadi, Jokowi berencana untuk mengundang Xi untuk mencoba kereta buatan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Namun Budi menyebut, kedua pemimpin tidak akan merasakan sensasi kereta cepat dengan kecepatan maksimum 350 km per jam, dan hanya akan berjalan secepat 60 km per jam.
“Kami belum akan beroperasi dengan kecepatan penuh. Pengembangan kami belum mencapai tahap itu,” ujar Budi kepada The Straits Times, Selasa (4/10).
Kereta api cepat Jakarta Bandung diperkirakan akan mempersingkat perjalanan 142 km antar kota menjadi sekitar 40 menit dari 3,5 jam dengan jaringan kereta api yang sudah ada.
Menurut PT Kereta Api Indonesia (KAI), kereta ini akan memiliki delapan gerbong yang bisa menambung 600 penumpang, dengan kategori kelas VIP, Kelas I, Kelas II, dan kantin. Tiket berkisar Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu.
Proyek kereta cepat dimulai pada 2015, dengan PT KCIC sebagai konsorsium perusahaan China dan Indonesia yang membangunnya. Proyek ini merupakan bagian dari Belt and Road Initiatives (BRI).
Menurut KCIC pada Februari, proyek ini akan memakan waktu 40 tahun agar investasinya menguntungkan, atau dua kali lipat lebih lama dari perkiraan awal. Proyek ini juga menghadapi pembengkakan biaya sekitar 2 miliar dolar AS, sehingga diperkirakan akan memakan biaya sebesar 7,84 miliar dolar AS.
Presiden Direktur PT KCIC Dwiyana Slamet Rayadi pada Februari menuturkan, kereta api diperkirakan akan mengangkut sekitar 31 ribu penumpang per hari, sekitar setengah dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 61 ribu. Itu lantaran rencana pemindahan ibukota pada 2024.
Pada Agustus, China mengirimkan set pertama kereta ini, dengan harapan dapat beroperasi pada Juni 2023.(Sumber)