Sebuah kapal kargo yang dikelola oleh sebuah perusahaan milik miliarder Israel dihantam oleh pesawat tak berawak alias drone di Samudera Hindia. Hal itu menyebabkan kerusakan ringan pada kapal.
Untungnya, kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa maupun korban luka. Mengutip Reuters, Minggu (26/11), kapal tersebut berjenis CMA CGM SYMI berbendera Malta, yang baru-baru ini berganti nama menjadi Mayet,
Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan, kapal dihantam pada Jumat (24/11). Mereka menuduh Iran sebagai dalang dari kejadian tersebut dengan menggunakan drone Shahed-136.
“Iran telah memasok drone Shahed-136 kamikaze ke Rusia untuk digunakan di Ukraina. Mereka membawa hulu ledak kecil yang meledak saat terkena benturan,” tulis laporan itu.
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan keamanan maritim akibat perang Israel-Hamas. Serta menyusul penyitaan kapal kargo Israel oleh Houthi Yaman, sekutu Iran, di Laut Merah selatan awal pekan ini.
“Israel menyebut penyitaan kapal itu sebagai tindakan terorisme Iran,” katanya.
Eastern Pacific Shipping (EPS) yang berbasis di Singapura, tapi dikendalikan oleh miliarder Israel Idan Ofer.
“Kapal yang dimaksud saat ini berlayar sesuai rencana. Seluruh awak kapal dalam keadaan selamat dan baik-baik saja,” kata EPS dalam pernyataan yang dikirimkan kepada Reuters.
Sayangnya, belum ada komentar langsung dari pejabat Iran dan Israel terkait hal ini.
Berdasarkann data dari Vessel Finder, posisi kapal CMA CGM SYMI saat ini berada di Pantai India dilaporkan 1 jam yang lalu oleh AIS. Kapal tiba di pelabuhan Jangkar cochin, India pada November 26, 01:17 UTC.
Kapal CMA CGM SYMI (IMO 9867839, MMSI 229779000) adalah sebuah kapal kontainer yang dibangun pada tahun 2022 dan saat ini berlayar di bawah bendera Malta.(Sumber)