Maroko menjadi negara muslim pertama yang memiliki laboratorium ganja. Itu untuk pengembangan medis dan industri.
Dikutip dari Anadolu Agency, Koperasi Bio Cannat menyatakan laboratorium ganja itu berada di Chefchaouen, kota di barat laut Maroko, dengan bangunan-bangunan yang berwarna biru ala Smurf. Nantinya, laboratorium itu digunakan untuk meneliti penggunaan ganja dalam industri makanan dan farmasi.
Laboratorium ganja itu telah mengantongi izin untuk meneliti ganja dalam industri dan kedokteran pada Oktober 2022. Selain itu, disebutkan zat dari ganja akan digunakan untuk memproduksi banyak jenis makanan, medis, dan paramedis lantaran terbukti banyak memiliki manfaat dalam meredakan sakit.
“Akan ada percobaan di lahan pertanian dengan beberapa petani di Chefchaouen untuk menyediakan bahan baku setelah kami menyediakan benih untuk tujuan ini,” demikian pernyataan resmi itu.
Pada November lalu, Kementerian Dalam Negeri Maroko menyatakan telah berhasil menurunkan budidaya ganja ilegal sekitar 80 persen. Tahun lalu, Maroko juga meluncurkan rencana penggunaan ganja medis dan industri.
Pemerintah Rabat juga telah mengeluarkan undang-undang yang melegalkan penggunaan zat ganja di sektor industri dan obat-obatan. UU tersebut berguna untuk menambah penghasilan para petani dan mengurangi pengedaran narkoba. Meski begitu, hingga saat ini Maroko melarang penggunaan ganja untuk tujuan senang-senang dan rekreasi.
Dengan kebijakan itu, Maroko menjadi negara Islam pertama yang membuka lab penelitian kegunaan ganja untuk makanan dan medis. Maroko juga merupakan anggota Liga Arab sehingga masyarakatnya juga dekat budaya bangsa Arab. Secara geografis, Maroko termasuk bangsa Afrika utara.(Sumber)