Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berharap insiden viral yang melibatkan Miftah Maulana atau Gus Miftah, Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, menjadi pembelajaran penting untuk menjaga kontrol diri di hadapan publik.
“Apapun ini juga pembelajaran buat Gus Miftah bahwa ketika menjadi pejabat atau figur publik seperti ini, harus ada kontrol diri,” ujar Menag Nasaruddin di Bogor, Rabu (4/12).
Pentingnya Kontrol Diri bagi Publik Figur
Menag Nasaruddin menekankan bahwa seorang pejabat atau figur publik tidak hanya mewakili dirinya sendiri, tetapi juga pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, kontrol terhadap tindakan dan ucapan di depan umum menjadi krusial agar tidak memunculkan salah persepsi.
Meski demikian, Menag mengingatkan bahwa Gus Miftah memiliki beragam peran, mulai dari penceramah, pimpinan pondok pesantren, hingga pelawak. Menurutnya, publik perlu melihat konteks peran yang sedang dijalankan oleh Gus Miftah saat insiden terjadi.
“Jangan sampai Gus Miftah dipotret dengan kacamata formal saat dia sedang dalam suasana informal. Gus Miftah itu juga seorang seniman,” ujar Nasaruddin.
Teguran Presiden Prabowo
Presiden Prabowo Subianto, melalui Sekretaris Kabinet, telah memberikan teguran langsung kepada Gus Miftah terkait ucapannya terhadap Sunhaji, penjual es teh yang diolok-olok dalam acara pengajian di Magelang.
“Presiden sangat menyayangkan kejadian tersebut dan meminta Gus Miftah untuk segera meminta maaf kepada Bapak Sunhaji,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi.
Presiden Prabowo menekankan pentingnya menghormati rakyat kecil, termasuk pedagang kaki lima, petani, dan nelayan yang bekerja keras mencari nafkah halal untuk keluarga mereka.
Baca Juga:
Psikolog Kritik Gus Miftah Olok-olok Pedagang Es Teh: Kalau Candaan Melukai, Itu Bukan Humor
Permintaan Maaf Gus Miftah
Menanggapi teguran tersebut, Gus Miftah telah menemui Sunhaji di kediamannya di Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Dalam pertemuan itu, Gus Miftah menyampaikan permohonan maaf secara langsung.
“Niatnya guyon malah jadi salah persepsi. Saya minta maaf secara personal kepada Kang Sunhaji,” ujar Gus Miftah dalam video yang beredar.
Sunhaji menyambut baik permintaan maaf tersebut dan menyatakan bahwa masalah ini sudah selesai. “Saya merasa senang Gus Miftah datang ke rumah. Saya sudah memaafkan,” ucap Sunhaji
Pelajaran untuk Semua Pihak
Kasus ini menjadi pengingat bagi pejabat publik untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan berbicara di depan umum.
Menag Nasaruddin menutup dengan pesan bahwa kontrol diri dan kesantunan adalah bagian penting dari tugas sebagai pemimpin dan panutan.
“Ini bukan sekadar soal Gus Miftah, tetapi pelajaran untuk kita semua. Sebagai pemimpin, kita harus menghormati rakyat kecil dengan kesantunan dan adab yang baik,“ pungkasnya.(Sumber)