Digitalisasi penyiaran televisi merupakan sebuah momen yang tidak dapat dihindari dan merupakan konsekuensi dari globalisasi. Migrasi analog ke digital yang ditandai dengan penggunaan teknologi penyiaran digital, nyatanya juga memberikan beragam manfaat.
Begitu disampaikan Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Viada Hafid, dalam sosialisasi “Analog Switch Off (ASO) dan Seremonial Pemberian Set Top Box (STB) Kementerian Komunikasi dan Informasi Bersama Komisi I DPR” di Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (25/8).
Meutya menyampaikan, peralihan teknologi merupakan keniscayaan. Mengingat multiplier efek dari penghentian siaran televisi analog telestrial akan berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan.
“Digitalisasi ini, juga akan memberikan keuntungan besar bagi negara, seperti membuka peluang baru dengan layanan baru di sektor penyiaran dan telekomunikasi, inovasi layanan baru berbasis data casting dan juga mengembangkan industri konten nasional, serta mengatasi kesenjangan digital yang saat ini dihadapi,” papar Meutya Hafid.
Disampaikan legislator Partai Golkar ini, bahwa penghentian televisi analog tidak hanya menyangkut perubahan dari aspek teknologi penyiaran. Hal ini, juga pernah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo.
“Bapak presiden menegaskan bahwa penghentian televisi analog ke digital tidak hanya menyangkut perubahan dari aspek teknologi penyiaran, tetapi juga menyangkut cara pandang, sikap, perilaku, budaya, serta aspek lain agar lebih adaktjf dalam merespon perubahan,” katanya.
Semetara itu, Wakil Ketua KPID Sumetera Utara, Edward Thahir mengatakan, Indonesia menjadi salah satu negara yang melakukan persiapan paling singkat untuk melaksanakan sistem siaran digital. Oleh karena itu, persiapan singkat tersebut harus dimaksimalkan.
“Persiapan singkat yang dilakukan oleh Indonesia dalam perubahan sistem siaran ini harus dimaksimalkan sedemikan rupa. Terkait hal ini yang penting adalah mempersiapkan masyarakat menghadapi ASO khususnya di daerah,” pungkasnya.(Sumber)