Korea Selatan mengecam Korea Utara karena melepaskan rentetan tembakan artileri ke Zona Demiliterisasi (DMZ) Korea yang memisahkan kedua negara pada Rabu (19/10).
DMZ Korea adalah perbatasan militer sepanjang 248 kilometer yang melintasi Semenanjung Korea. Zona itu berfungsi sebagai penyangga untuk mengurangi ketegangan antara Korut dan Korsel tersebut didirikan pada 2018.
Staf Gabungan Korsel (JCS) mengatakan, Korut menembakkan 250 peluru ke DMZ pada Selasa (18/10).
Dilansir Reuters, Korut menembakkan sekitar 100 peluru ke laut di lepas pantai baratnya sekitar pukul 10 malam waktu setempat. Pihaknya lalu menembakkan 150 peluru di lepas pantai timurnya. JCS menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap perjanjian pada 2018.
“Kami sangat mendesak Korea Utara untuk segera menghentikan tindakannya,” tulis pernyataan JCS, dikutip dari AFP, Rabu (19/10).
“Provokasi Korea Utara yang terus berlanjut adalah tindakan yang merusak perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea dan komunitas internasional,” tambahnya.
Kegiatan militer berlangsung setelah Korsel memulai latihan militer Hoguk pada Senin (17/10). Amerika Serikat (AS) juga terlibat dalam latihan militer Hoguk. Mereka menjalani simulasi untuk menghadapi serangan nuklir dan rudal Korut hingga Sabtu (22/10).
Selama beberapa pekan terakhir, Korsel meningkatkan aktivitas militer dengan AS dan Jepang. Sebab, mereka meyakini, Korut sedang bersiap meluncurkan uji coba nuklir ketujuhnya. Korut memang menggencarkan peluncuran persenjataannya sepanjang tahun ini.
Korut telah menggelar 41 uji coba rudal balistik sejak awal 2022. Korut terakhir kali menembakkan rudal balistik dan artileri di dekat perbatasannya dengan Korsel pada 14 Oktober. Menganggapnya sebagai provokasi, Korsel menjatuhkan sanksi terhadap Korut.
Sanksi tersebut menjerat 15 individu dan lembaga yang diyakini mengembangkan program senjata Korut.
Sementara Korut membalikkan tuduhannya. Pihaknya mengatakan, Korsel justru melakukan tindakan provokatif dengan kegiatan militernya sendiri.
“Tentara Rakyat Korea (KPA) mengirimkan peringatan keras kepada militer Korea Selatan yang menghasut ketegangan militer di daerah garis depan dengan tindakan sembrono,” jelas juru bicara KPA, dikutip dari Reuters.(Sumber)