Presiden Brasil Jair Bolsonaro mendapatkan ancaman serius dari Uni Eropa (UE) yang akan menjatuhinya sanksi ekonomi jika berani melakukan pemberontakan pada hasil pemilihan presiden bulan depan.
Dalam pertemuan yang digelar oleh parlemen Eropa pada Rabu (28/9) menghasilkan komitmen untuk terus melakukan pemantaun pada gelaran pilpres Brasil yang akan diselenggarakan pada Minggu (2/10).
Ini dilakukan sebagai langkah antisipasi dari kemungkinan upaya kudeta demokrasi yang dilakukan Bolsonaro jika kalah dari lawan terberatnya dalam pemilihan, yakni mantan presiden Lula Da Silva.
Lebih lanjut, UE juga mengancam Bolsonaro dengan sanksi ekonomi yang akan diterapkan oleh negera-negara di Eropa terhadap Brasil, apabila dia berani mengacaukan hasil pemilihan.
“Presiden Bolsonaro harus menghormati konstitusi Brasil dan upaya untuk menumbangkan aturan demokrasi tidak dapat diterima. Bahkan mereka akan menggunakan tekanan apapun termasuk sanksi perdagangan kepada Brasil jika tindakan pelanggaran tersebut terus dilakukan,” tulis anggota parlemen seperti dimuat US News.
Dalam sebuah surat terbuka kepada Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen dan Wakil Presiden Josep Borrell, Aliansi partai hijau UE dan beberapa anggota parlemen Sosial Demokrat yang berjumlah 50 orang secara bersamaan menuduh Bolsonaro secara sistematis telah menyerang sistem pemilihan Brasil.
Bolsonaro diperkirakan akan mengalami kekalahan dari Lula. Merujuk pada jejak pendapat IPEC baru-baru ini yang menunjukkan jika Lula unggul 17 poin dengan dukungan 48 persen versus 31 persen yang diperoleh Bolsonaro,(Sumber)