Nama Airlangga Hartarto berdasarkan hasil lembaga survei dinyatakan sebagai figur yang paling dipilih melanjutkan program Presiden Jokowi.
Airlangga dinilai sebagai suara rakyat. Rekam jejak Ketum Golkar itu dinilai cemerlang, baik dalam kapasitasnya di eksekutif maupun kepartaian.
“Kita selama ini lihat Pak Airlangga bukan menteri yang kontroversial, tidak pernah ditegur presiden, dan sebagai Ketum bisa memisahkan dimana dia sebagai menteri, eksekutif dan saat jadi Ketum,” kata Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Silvanus Alvin, Jumat (26/8/2022).
Dengan dipilihnya Airlangga Hartarto sebagai penerus Joko Widodo, maka program-program yang berjalan selama ini diharapkan akan terus berlanjut di periode mendatang.
“Harus ada upaya pembangunan yang berkelanjutan, apa yang sudah dirancang jangan berhenti ditengah jalan, malah mubazir nanti tenaga dan biaya yang sudah dikeluarkan,” jelasnya.
Kapasitas Airlangga sebagai Menko Perekonomian, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, dinilai sangat strategis menyentuh bidang ekonomi dan hajat hidup orang banyak. Namun sebagai pilihan masyarakat, Airlangga harus terus membuktikan bahwa dirinya berkompeten.
“Dituntut konsistensi pak Airlangga untuk terus bekerja, lebih menunjukkan kinerjanya. Dia harus menunjukkan kinerjanya konsisten dan memang fokusnya lebih kepada pembangunan yang berkelanjutan,” ungkap Alvin.
“Kalau dari Golkar sudah menetapkan satu suara yaitu mendukung Pak Airlangga sebagai calon presiden. Hal itu satu dorongan penyemangat bagi Pak Airlangga, untuk bekerja lebih baik dan bekerja dengan kualitas tinggi,” sambungnya.
Publik Suka Sosok Merakyat
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengungkapkan kinerja Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam menangani permasalahan ekonomi di Indonesia memang seharusnya berdampak pada elektabilitas dan popularitasnya.
“Mestinya kinerja menko berdampak pada ekektabilitas,” terang Adi.
Kinerja perekonomian Indonesia dengan berhasil menjaga inflasi Indonesia pada 4,94 persen per Juli 2022. Meski, angka itu diprediksi melesat naik harga BBM bersubsidi jadi naik. Sayangnya, publik tidak terlalu peduli dengan seberapa bagus kinerja seorang menteri yang potensial maju menjadi capres.
“Problemnya, publik tak terlampau peduli dengan kinerja sosok yang dinilai potensial maju 2024,” ungkanya.
Publik disebutkan dia cenderung suka dengan sosok yang dekat dengan rakyat, sederhana, dan gemar blusukan. Karakter seperti itu dinilai lebih mengena dalam benak publik.
“Publik lebih suka dan tertarik dengan sosok yang kelihatan dekat dengan rakyat, blusukan, tampilan sedehana, apa adanya, dan lainnya,” pungkasnya. (Sumber)