Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa situasi global saat ini penuh ketidakpastian dan terus berfluktuasi. Menurutnya, tidak ada yang bisa memproyeksi keadaan ekonomi dalam waktu lebih dari tiga bulan dari saat ini.
Hal itu ia katakan dalam pembukaan State Own Enterprice (SOE) International Conference, yang juga dihadiri Menteri BUMN Erick Thohir hingga mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.
“Tidak ada yang bisa menduga, memproyeksi keadaan ekonomi dalam waktu yang lebih dari tiga bulan saat ini. Jadi, saya tidak percaya, Pak Tony Blair, siapa pun tidak bisa memproyeksi status ekonomi lebih dari tiga bulan ke depan karena situasi yang volatile di Ukraina dan di belahan dunia,” ujar Luhut dalam SOE International Conference di BNDCC Nusa Dua, Bali, Senin (17/10).
Menurut dia, saat ini dunia menghadapi guncangan yang luar biasa. Untuk itu, pemerintah Indonesia juga melakukan upaya yang luar biasa dan serius untuk menghadapi hal tersebut.
“Kami menyaksikan berbagai informasi, berbagai sumber, apa pun untuk mengatur strategi dalam rangka menyelesaikan persoalan saat ini,” katanya.
Untuk menekan laju inflasi, bank sentral di berbagai negara, utamanya negara maju, telah menaikkan suku bunga acuan. Bahkan Bank Sentral AS The Fed telah menaikkan suku bunga hingga 300 basis poin untuk meredam inflasi. Hal ini, kata Luhut, menyebabkan aliran modal asing keluar atau capital outflow di negara berkembang, termasuk Indonesia.
“Tidak hanya itu, dolar AS juga terus menguat di level tertinggi dalam dua dekade terakhir, yang membuat mata uang di berbagai negara mengalami depresiasi,” jelasnya.
Berbagai lembaga dunia saat ini telah membuat proyeksi ekonomi di tahun depan. Salah satunya Dana Moneter Internasional (IMF), yang memproyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,7 persen di 2023. Risiko resesi global pun disebut meningkat.
IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5 persen di 2023. Namun secara keseluruhan, IMF mengingatkan laju inflasi yang tinggi di negara-negara berkembang.(Sumber)