Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas keberangkatan puluhan truk yang mengangkut komoditas kebutuhan bahan pokok untuk kegiatan Operasi Pasar Lumbung Pangan Jatim.
Berangkat dari Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (25/9), puluhan truk tersebut akan menuju 25 pasar yang tersebar di 8 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Dikatakan Khofifah, Operasi Pasar Lumbung Pangan Jatim sengaja digelar sebagai bagian dari upaya Pemprov Jawa Timur mengendalikan inflasi, menstabilkan harga bahan pokok, meningkatkan daya beli masyarakat dan membantu meringankan beban masyarakat setelah kenaikan harga BBM.
“Hari ini kita bersama-sama membangun komitmen bahwa dampak kenaikan BBM akan bisa kita tangani dengan baik. Operasi Pasar Lumbung Pangan Jatim ini adalah upaya kita menjaga daya beli masyarakat,” ujar Khofifah dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
Lebih lanjut, mantan Menteri Sosial ini menegaskan bahwa komoditas yang diberangkatkan hari ini akan langsung menuju ke pasar-pasar yang ditentukan yang merupakan titik sampling BPS.
Yaitu ke Pasar Mangli dan Pasar Kreongan di Kabupaten Jember; lalu Pasar Jajag, Pasar Genteng 1, Pasar Blambangan, Pasar Rogojampi, Pasar Banyuwangi di Kabupaten Banyuwangi; dan Pasar Anom Baru, Pasar Bangkal di Kabupaten Sumenep, sertta Pasar Besar, Pasar Belimbing, dan Pasar Dinoyo di Kota Malang.
Selain itu juga ke Pasar Wonokromo, Pasar Genteng, Pasar Pucang Anom, Pasar Soponyono di Kota Surabaya; Pasar Wonoasih dan Pasar Baru di Kota Probolinggo; Pasar Setono Betek dan Pasar Pahing di Kota Kediri; serta Pasar Sleko dan pasar Besar di Kota Madiun.
Di setiap titik Operasi Pasar Lumbung Pangan Jatim ini, dijual daging ayam ras, minyak goreng, telur ayam ras, bawang merah, gula, beras, cabai kriting, cabai rawit, daging sapi. Semuanya komoditas tersebut dijual dengan harga di bawah harga pasar.
“Untuk operasi pasar di 8 pasar di Kota Surabaya dan Kota Malang dilaksanakan pada setiap hari Minggu dan Senin. Sedangkan 17 lainnya dilaksanakan tiap hari Senin,” kata Khofifah.
Program operasi pasar ini, lanjutnya, akan terus dievaluasi setiap pekan guna mengetahui dampak dan pengaruhnya dalam pengendalikan inflasi di Jawa Timur. Karena itu, Pemprov Jatim turut menggandeng BPS Jatim dalam penyelenggaraan program ini.
Kata Khofifah lagi, dia berharap program perlindungan sosial yang menjadi strategi Pemprov Jatim untuk mengendalikan inflasi dapat memberikan manfaat yang besar bagi berbagai stabilisasi pengendalian inflasi di Jawa Timur.
“Kita berharap bahwa daya beli masyarakat akan bisa terus dijaga dan dikendalikan inflasinya sehingga kita bisa membangun tahap kesejahteraan masyarakat yang relatif terjaga,” pungkasnya.(Sumber)