Politiknesia.com

Kebijakan Satu Peta, Menko Airlangga: Dengan SIPITTI Jangan Ada Lagi Ego Sentris

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meluncurkan Sistem Informasi Peta Indikatif Tumpang Tindih IGT (SIPITTI) usai secara resmi membuka Rakernas Kebijakan Satu Peta 2022 di Hotel Borobudur, Jakarta.

SIPITTI ini merupakan sistem informasi untuk mendukung pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam penyelesaian ketidaksesuaian pemanfaatan ruang.

Dalam Rakernas yang melibatkan mahasiswa ini, Menko Perekonomian Airlangga bersama Kepala BIG Aris Marfai dan Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Bidang Perekonomian yang juga merupakan Sekretaris Tim Percepatan Kebijakan Wahyu Utomo berdiskusi bagaimana dasar pembentukan Kebijakan Satu Peta, sektor kemaritiman, hingga terkait upaya Pemerintah merespon tantangan global.

“Dengan Kebijakan Satu Peta ini, seluruhnya menjadi jelas dan terang benderang, transparan. Tidak ada lagi ego sentris dari masing-masing sektor. Tentu dampaknya pasti pembangunan. Kebijakan Satu Peta juga untuk menuntaskan seluruh persoalan ketimpangan lahan,” jelas Airlangga kepada para mahasiswa di lokasi acara, Selasa (4/10).

Airlangga menyampaikan, terkait dengan posisi Indonesia di tengah tantangan global, pemerintah mengupayakan stabilitas makro sehingga harga-harga tidak terdongkrak naik. Selain itu, Indonesia juga diuntungkan dalam 25 bulan terakhir dengan ekspornya yang meningkat.

Selanjutnya, Menko Airlangga juga menjelaskan upaya dan posisi Pemerintah dalam merespon tantangan global.

“Jadi, di tengah tantangan global, ekonomi Indonesia masih berada di atas rata-rata. Momentum ini harus kita jaga karena tantangan ke depan semakin sulit tapi harus tetap optimis. Ekonomi kita bisa lebih baik dari berbagai negara dan negara lain melihat Indonesia termasuk negara yang bahkan inflasinya 5 terendah di dunia menurut Mc Kinsey,” jelas Airlangga.

Airlangga menegaskan, dengan Kebijakan Satu Peta, berbagai Kementerian/Lembaga didorong untuk menyelesaikan seluruh hal yang terkait dengan tumpang tindih lahan dan menyampaikan kondisi ekonomi terkini.

“Yang paling penting adalah kita mendorong pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan sedikit di atas 5,4. PMI 53,7 itu di ASEAN termasuk tinggi bersama dengan Thailand. Dalam negara-negara G20, ekonomi kita juga termasuk yang tinggi. Secara fundamental kita lebih baik,” pungkas Menko Airlangga.(Sumber)

Leave a Reply