Puteri Komarudin adalah salah satu dari beberapa generasi milenial dari Partai Golkar yang duduk di kursi DPR RI. Gadis kelahiran Bandung, 21 Agustus 1993 ini masih berusia 26 tahun ketika masuk DPR RI. Sebuah usia di mana biasanya manusia Indonesia sedang menikmati masa mudanya, justru di usia ini Puteri Komarudin mulai memikirkan kehidupan orang lain, khususnya konstituen yang diwakilinya.
Keberadaan Puteri Komarudin di DPR RI sekaligus membuktikan bahwa Partai Golkar sangat terbuka terhadap generasi muda di perpolitikan tanah air. Periode 2019-2024 ini adalah periode pertama bagi Puteri Komarudin duduk di kursi empuk anggota dewan DPR RI.
Anak perempuan sulung dari politisi senior Partai Golkar Ade Komarudin ini bisa dikatakan menjadi penerus sang ayah. Sebab selain dirinya, Ade Komarudin juga memiliki dua anak lainnya yakni, Benazir Maharani Komarudin Puteri dan Khalfani Mangkubuwana Komarudin Putera. Namun hanya Puteri Komarudin saja yang saat ini terlihat berkecimpung di dunia politik.
Ade Komarudin yang pernah terpilih selama 5 periode berturut di DPR RI sedikit banyak menurunkan ilmu perpolitikan yang dimilikinya kepada Puteri Komarudin. Hingga tak heran, ketika masuk di periode pertama, Puteri Komarudin langsung tancap gas dan menunjukkan kinerja cemerlang.
Meski menjadi anak dari elit Partai Golkar, bukan berarti Puteri Komarudin bisa dengan mudah menjalani segalanya. Ia tetap mengawali segala hal dari bawah, perbedaannya, kualitas dari pendidikan yang dilalui Puteri Komarudin. Sejak mengenyam pendidikan dasar, Puteri sudah mendapatkan jaminan pendidikan yang baik.
Orangtuanya, Ade Komarudin dan Netty Marliza menyekolahkannya di SD Al Azhar 1 Jakarta dari tahun 1999-2005. Kemudian Puteri Komarudin melanjutkan sekolah menengah pertama di SMPN 19 Jakarta dari tahun 2005-2008, pendidikan SMA-nya dijalani di luar negeri tepatnya SMA Chai Chee Secondary School Singapura dari 2009-2010.
Sebelum melanjutkan meraih gelar sarjana, Puteri Komarudin sempat mengenyam pendidikan lanjutan di Diploma Trinity College Foundation Studies selama satu tahun tepatnya pada tahun 2011.
Setelah ia meraih gelar diploma, barulah Puteri Komarudin menjalani pendidikan tinggi untuk meraih sarjana dalam ilmu ekonomi di University of Melbourne dengan gelar Bachelor of Commerce sejak tahun 2012-2015.
Dari latar belakang pendidikannya bisa terlihat bagaimana cerdas dan berintegritasnya Puteri Komarudin. Kecerdasannya dapat terlihat dari menterengnya lulusan sekolah yang pernah ia jalani. Sementara integritas terlihat dari bagaimana ia selalu lulus tepat waktu dalam menyelesaikan pendidikannya.
Padahal selama masa kuliah, selain belajar sebagai kewajibannya, ia juga turut aktif dalam organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia. Tidak hanya berorganisasi secara pasif, Puteri Komarudin ikut pula dalam mengadvokasi hak-hak para pekerja migran Indonesia.
Setelah lulus, ia bekerja sebagai Pengawas Bank Asing di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama tiga tahun atau dari tahun 2015-2018. Puteri Komarudin mengundurkan diri dari pekerjaannya setelah sang ayah, Ade Komarudin mengalami sakit berkepanjangan hingga tak mampu melanjutkan tugasnya sebagai anggota DPR RI.
Merasa bertanggung jawab terhadap kondisi sang ayah dan konstituen yang dimiliki ayahnya, Puteri Komarudin memutuskan masuk politik praktis. Momentumnya sangat tepat karena satu tahun setelah sang ayah sakit, ada gelaran Pemilu 2019.
Tanpa ragu Puteri Komarudin mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar, partai yang telah membawa nama besar ayahnya selama lima periode berturut masuk DPR yakni sejak era reformasi 1997-1999 sampai terakhir duduk sebagai Ketua DPR RI pada periode 2014-2019.
Nama besar Komarudin sedikit banyak membawa pengaruh besar pada kehidupan perpolitikan Puteri Komarudin. Minimal masyarakat di daerah pemilihannya sudah mengenalnya sebagai anak dari koboy Senayan, Ade Komarudin.
Ya, Puteri Komarudin terpilih dari Dapil yang sama dengan sang ayah, yakni Dapil Jabar VII yang meliputi Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta. Ia berhasil melenggang ke Gedung Senayan, DPR dengan raihan sebesar 70.164 suara.
Ia kini diamanahkan oleh Fraksi Partai Golkar DPR untuk duduk sebagai Anggota Komisi XI DPR RI yang membawahi bidang Keuangan, Perbankan, dan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Sebagai anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI, Puteri Komarudin tidak hanya aktif di komisi tempatnya bernaung. Namun ia juga turut aktif dalam berbagai bidang kerja di DPR RI seperti saat bertugas di Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP).
Di badan tersebut, Puteri menjabat sebagai Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI dengan Parlemen Republik Rakyat Tiongkok dan terpilih mewakili Grup Regional Asia-Pasifik untuk Biro Perempuan Parlemen Inter-Parliamentary Union (IPU).
Tak hanya itu, sebagai politisi perempuan muda, Puteri menginisiasi terbentuknya Kaukus Pemuda Parlemen Indonesia (KPPI) dan dinobatkan sebagai ketua, serta aktif dalam keanggotaan Kaukus Perempuan Parlemen RI (KPP-RI). Sebagai bagian dari Fraksi Partai Golkar di DPR RI, Puteri juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Bidang Ekonomi dan Keuangan.
Pada 2021, Puteri terpilih menjadi Ketua Delegasi Indonesia untuk Youth 20 Summit (Y20) 2021, konferensi internasional yang mempertemukan perwakilan pemuda dari negara anggota G20. Dalam forum tersebut, Puteri menyuarakan isu inklusi dan kesempatan yang setara bagi pemuda di bidang keuangan, politik, dan pendidikan dalam rangka mewujudkan pembangunan yang inklusif.
Di komisi, Puteri Komarudin turut terlibat aktif dalam berbagai rapat pembahasan perundangan ataupun rapat dengar pendapat (RDP) DPR RI dengan mitra kerja. Seperti saat Puteri Komarudin menghadiri Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Keuangan (Menkeu) terkait dengan pembahasan Realisasi APBN 2019 dan Outlook Tahun 2020.
Lalu Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) terkait dengan evaluasi program. Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Himbara, Perbanas, Perbarindo, Asbanda, Asbisindo dan Perbina terkait dengan perencanaan program.
Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirjen Pajak, Dirjen Bea Cukai, Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (PPR), dan Dirjen Perbendaharaan terkait dengan penyusunan program kerja.
Rapat pembahasan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait Kondisi Industri Jasa Keuangan saat Wabah Covid-19. Rapat Kerja (Raker) dengan Kepala Bappenas terkait RPJMN 2020-2024, Musrenbangnas 2020 dan Persiapan Pemindahan Ibukota Negara.
Kemudian Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan PT Bursa Eefek Indonesia (BEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terkait Masukan Bagi Panitia Kerja Pengawasan Kinerja Industri Jasa Keuangan. RDP dengan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia terkait kinerja keuangan perusahaan.
Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) terkait Persiapan Pelaksanaan Sensus Penduduk Tahun 2020. Dan masih banyak lagi hal yang dilakukan oleh Puteri Komarudin di Gedung Senayan DPR RI.
Di Dapilnya, Puteri Komarudin memiliki visi dan misi untuk memberantas Bank Emok, kreditur keliling atau istilahnya rentenir yang membuat ekonomi rakyat khususnya di Dapil Jabar VII semakin terhimpit atas kegiatan mereka. Oleh karenanya Puteri Komarudin cukup masif dalam menyosialisasikan mengenai kerugian meminjam dana dari rentenir dengan bunga berlipat ganda. {radaraktual}