Politisi Partai Golkar, Pamor Wicaksono menyayangkan pernyataan Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi yang dianggap telah menyakiti perasaan masyarakat Brebes. Sebagai putra daerah Kabupaten Brebes, Pamor Wicaksono merasa pernyataan seperti itu tak pantas didengungkan oleh seorang tokoh masyarakat, apalagi mereka yang berkecimpung di dunia politik dan duduk sebagai pejabat publik.
“Saya sungguh sangat menyayangkan pernyataan dari Pak Prasetyo Edi. Mestinya beliau harus berpikir menjadi seorang negarawan, bukan hanya sekedar politisi. Jadi kami sebagai putra daerah Brebes sangat kecewa dengan pernyataan beliau,” ungkap Pamor Wicaksono kepada redaksi Golkarpedia.com melalui keterangan tertulis pada Kamis (10/08).
Sebelumnya Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi melontarkan pernyataan yang menyinggung Brebes dan Tegal. Bahkan Prasetyo Edi turut pula melemparkan kata-kata yang cenderung bersifat hinaan dengan mengatakan, ‘Ke Brebes, Tegal, beli telur asin, kentutnya bau. Pamor Wicaksono menegaskan bahwa perkataan Prasetyo Edi itu seperti orang yang tak berpendidikan.
“Bahwa ketika kunjungan ke luar negeri itu lebih enjoy daripada kunjungan ke Brebes dan Tegal yang hanya membawa oleh-oleh telor asin, apalagi ada kata-kata tidak mendidik, kentutnya bau dan sebagainya,” ujar Pamor Wicaksono.
Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Brebes ini lantas meminta Prasetyo Edi mempertanggungjawabkan kata-katanya di hadapan masyarakat Brebes. Jangan sampai apa yang dikatakan oleh politisi PDIP tersebut menjadi preseden buruk dan memunculkan sentimen kedaerahan hingga berujung konflik horizontal nantinya.
“Menurut saya, mohon ini diluruskan, jangan mengundang reaksi yang sensitif, yang membawa kepada perpecahan. Sebab betapapun Brebes merupakan bagian dari Indonesia dan telur asin merupakan produk kebanggaan bagi masyarakat di Kabupaten Brebes, sama halnya seperti bawang merah,” tegas pria kelahiran 22 April 1981 ini.
Untuk itu, Pamor Wicaksono meminta Prasetyo Edi Marsudi untuk meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Brebes dan Tegal. Hingga persoalan ini dapat menjadi pembelajaran dan tak lagi terjadi di kemudian hari.
“Jadi kita menekankan dengan keras, mohon kepada Pak Prasetyo Edi hati-hati dalam memberikan pernyataan karena ini sangat melukai perasaan masyarakat Brebes. Saya mewakili masyarakat di Kabupaten Brebes sungguh sangat tidak terima dengan pernyataan beliau. Saya juga menuntut permintaan maaf secara terbuka dari Prasetyo Edi atas pernyataannya yang mendiskriminasi masyarakat Kabupaten Brebes,” tutup Pamor Wicaksono. {radaraktual}