Quebec, Pergantian kekuasaan di Inggris setelah kematian Ratu Elizabeth II, dinilai partai separatis Quebec sebagai kesempatan emas untuk Kanada dapat melepaskan diri dari monarki Inggris.
Pemimpin Blok Quebec, Yves-Francois Blanchet pada Rabu (26/10) menganggap kesetiaan kepada kedaulatan asing tidak hanya ketinggalan zaman, tetapi juga mahal.
“Pergantian penjaga baru-baru ini di Inggris adalah kesempatan bagi warga Quebec dan Kanada untuk membebaskan diri dari hubungan monarki yang bobrok,” kata Blanchet seperti dimuat Reuters.
Saat ini Kanada adalah anggota persemakmuran dari negara-negara bekas kekaisaran Inggris, yang mengakui raja atau ratu sebagai kepala negara mereka.
Perpindahan kekuasaan ke Raja Charles III setelah kematian Ratu pada 8 September lalu telah menimbulkan banyak pergolakan politik di antara negara-negara persemakmuran.
Negara bagian Quebec menjadi yang paling lantang menyuarakan pemisahan konstitusi dari Inggris karena menurut hasil survey, para penduduknya merasa tidak memiliki kedekatan erat dengan kerajaan.
Untuk memutus hubungan dengan Inggris, Kanada butuh mengamandemen konstitusinya, dengan dukungan setidaknya dari tujuh legislatif provinsi yang mewakili lebih dari 50 persen populasi, ditambah parlemen.
Meski banyak yang ingin Kanada tidak diperintah oleh seorang raja dari negara asing, tetapi sejauh ini hanya ada sedikit kemauan politik untuk reformasi konstitusi tersebut.
Baca artikel sumber disini.