Selain sebagai anggota DPR RI, Panggah Susanto juga merupakan Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Tengah. Panggah Susanto terpilih sebagai anggota DPR RI dari Dapil Jawa Tengah VI, yang meliputi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, dan Kota Magelang.
Ia terhitung baru di kancah politik, sebelumnya Panggah Susanto adalah seorang abdi negara di Kementerian Perindustrian RI. Ketertarikan Panggah Susanto terhadap dunia politik dimulai ketika Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto menjabat sebagai Menteri Perindustrian RI pada tahun 2016-2019.
Dari kedekatannya dengan Airlangga Hartarto itulah, Panggah Susanto kemudian memilih masuk ke dunia politik setelah pensiun dari karirnya di Kemenperin RI. Terlepas dari bagaimana hubungan dekat antara Panggah Susanto dan Airlangga Hartarto terbangun, pria kelahiran Temanggung, Jawa Tengah pada 19 Oktober 1958 ini merupakan sosok yang lahir dari keluarga sederhana.
Ia mencapai segalanya dari titik nol, seperti masyarakat pada umumnya. Ini terlihat dari bagaimana ia menjalani pendidikannya. Sejak SD hingga tingkat sekolah menengah atas, Panggah Susanto selalu disekolahkan oleh orang tuanya di institusi pendidikan negeri yang relatif murah biaya pendidikannya.
Masa sekolah dasar, Panggah Susanto bersekolah di SD Negeri Muntung dan lulus tahun 1970. Ia melanjutkan ke SMP Persiapan Negeri Ngadirejo, di sekolah ini lulus tahun 1973. Lalu sekolah menengah atas dilaluinya di SMA Negeri 1 Temanggung dan berhasil lulus tahun 1976.
Panggah Susanto merupakan anak yang cerdas semasa bersekolah. Tidak heran kalau saat mengenyam pendidikan tinggi ia mengenyam di salah satu perguruan tinggi terkemuka di tanah air, yakni S1 jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung. Selama kurang lebih delapan tahun Panggah Susanto menuntut ilmu di ITB dan berhasil meraih gelar sarjananya di tahun 1984.
Setelah mendapatkan gelar sarjana, Panggah Susanto langsung memilih berkarir sebagai abdi negara sebagai pegawai negeri. Ia menapaki satu persatu karir profesionalnya sebagai PNS yang kini disebut sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) hingga berada di titik seperti sekarang.
Latar belakang karirnya sebagai birokrat cukup cemerlang. Panggah Susanto sempat menjabat sebagai Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian pada 2013-2019. Semasa menempati jabatan ini, Pangga Susanto termasuk orang yang paling berteriak kencang mengenai resolusi Uni Eropa mengenai sawit Indonesia.
Saat itu, Panggah Susanto menilai, sikap parlemen Uni Eropa yang mengeluarkan resolusi soal sawit dan pelarangan biodiesel berbasis sawit muncul karena “Benua Biru” itu tak ikhlas kebijakan hilirisasi industri yang dilakukan Indonesia berhasil.
Pernyataan tegas dikeluarkan oleh Panggah Susanto terkait hal ini. Panggah mengatakan, resolusi sawit dikeluarkan oleh parlemen Uni Eropa karena persaingan dagang. Dia mengatakan, tudingan Uni Eropa bahwa industri sawit menyebabkan deforestasi dan pelanggaran hak asasi manusia tidak tepat. Ia pun meminta masyarakat untuk menyadari persaingan dagang ini dan tidak terpengaruh.
Lalu, sebelum menjabat sebagai Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah juga pernah memegang jabatan sebagai Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur di tahun 2010.
Dalam mengemban jabatannya sebagai Dirjen Basis Industri Manufaktur ini, Panggah Susanto dikenal sebagai pribadi yang sangat nasionalis. Ia tak kenal kompromi jika membicarakan mengenai kepentingan nasional atas komoditas industri berbasis manufaktur. Termasuk ketika membicarakan industri furniture.
Menurut Panggah, industri furniture harus menjadi sektor kebanggaan nasional karena memiliki kekuatan untuk kompetitif di tingkat global. Apalagi, mayoritas atau hampir 85% bahan bakunya seperti rotan dipasok dari dalam negeri.
Tidak hanya industri furniture yang secara ekonomis menjadi keunggulan komparatif komoditas Indonesia dibanding dengan negara lain, Panggah Susanto juga mendukung secara penuh industri kertas berharga nasional untuk merajai pasar dalam negeri, kata Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto.
Menurut Panggah, penggunaan produk kertas berharga di dalam negeri akan berdampak luas terhadap penyerapan tenaga kerja, kompetensi dan pembangunan kapasitas. Terlebih, lanjut Panggah, industri kertas berharga nasional memiliki struktur yang mendalam dengan fasilitas riset dan pengembangan atau research and development (R&D)..
Sebelumnya, peristiwa yang cukup membanggakan juga sempat mengharumkan nama Panggah Susanto untuk membumikan industri nasional. Peristiwa itu terjadi kala Panggah Susanto menjabat sebagai Direktur Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan tahun 2008, serta Direktur Industri Maritim dan Jasa Keteknikan Departemen Perindustrian dan perdagangan tahun 2005.
Di waktu yang sama atau sekitar tahun 2005 ia juga baru saja dipromosikan menjadi Komisaris PT Dok & Perkapalan. Kedua amanah ini walaupun sangat luar biasa, tapi belum apa-apa dibanding langkah yang telah ia lakukan.
Atas amanah jabatan yang diembang dan inisiatifnya, Panggah mulai mencoba menghitung jumlah kapal yang harus diperbaiki dan juga dibuat untuk melayani seluruh kegiatan transportasi laut di Indonesia, khususnya untuk kapal skala kecil dan menengah.
Dari studinya tersebut, ia tercengang bahwa kapal-kapal di Indonesia sudah sangat banyak yang harus diperbaiki dan jumlahnya masih sangat kurang. Di sisi lain jumlah galangan kapal di Indonesia, tidak akan mencukupi untuk melaksanakan tugas perbaikan tersebut, apalagi membangun kapal-kapal baru.
Selain jumlahnya yang kecil, banyak infrastruktur dan fasilitas di masing-masing galangan kapal sudah tidak memadai, seperti lautnya sudah dangkal dan juga akses masuk ke galangan tersebut sulit karena pertumbuhan pelabuhan. Sudah dapat diduga bahwa dalam waktu dekat akan terjadi kecelakaan-kecelakaan kapal laut, karena sebagian besar sudah tidak laik layar, bila tidak segera diperbaiki.
Langkah yang lebih spektakuler adalah inisiatif Panggah untuk membuat Pusat Desain dan Rekayasa Kapal di Surabaya. Ia ajak ITS dan para investor untuk bergabung. Atas upaya-upayanya, ia memperoleh dana investasi sekitar Rp 17 Miliar untuk membangun gedung lengkap beberapa tingkat dengan sarana komputer dll.
Gedung ini sekarang sudah berdiri dan berisikan banyak peralatan. Para Insinyur ITS sudah mulai bekerja di gedung tersebut. Panggah saat ini mengajak para alumni ITB & Insinyur Indonesia lainnya untuk bergabung dan mengembangkan industri maritim.
Dalam kinerjanya yang cemerlang sebagai birokrat Kementerian Perindustrian RI, Panggah Susanto sempat menyabet beberapa gelar, diantaranya yaitu Satyalancana Karya Satya 10 dan 20 tahun pada tahun 2001 dan 2007.
Memasuki dunia politik jelas Panggah tidak membawa tangan kosong. Sederet prestasi dan pengalaman semasa ia menjadi birokrat di Kementerian Perindustrian bisa menjadi sebuah transformasi kultur baru di dunia politik.
Pada 2019 Panggah Susanto lantas berhasil terpilih kemudian menjadi Anggota DPR-RI Periode 2019-2024 melalui Partai Golongan Karya (Golkar) setelah memperoleh 69.673 suara dari dapil Jawa Tengah VI. Sepertinya apa yang dilakukan Panggah Susanto selalu berhasil. Jarang orang yang bisa langsung berhasil memasuki kancah politik kali pertama dan langsung masuk ke senayan.
Di Senayan ia tak lama melakukan adaptasi, dengan sergah ia melakukan tugasnya sebagai anggota DPR RI dan ditugaskan di Komisi IV DPR dengan lingkup kerja pada bidang terkait dengan Pertanian, Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Kelautan.
Selama berkarir di DPR RI, banyak hal telah dilakukan oleh Panggah Susanto, diantaranya adalah RDP Komisi 4 DPR RI dengan Sekjen, Irjen, Dirjen Tanaman Pangan dan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian terkait dengan Refocusing Anggaran.
Lalu Rapat Kerja Komisi 4 DPR RI dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI terkait dengan Evaluasi Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Semester I Tahun 2019.
Kemudian rapat dengar pendapat dengan Dirut PT. Sang Hyang Seri, Dirut PT. Pertani, Dirut PT. Berdikari, Dirut PT Rajawali Nusantara Indonesia, Dirut Perum Perikanan Indonesia, Dirut PT. Perikanan Nusantara, dan Dirut PT. Garam terkait dengan strategi dan kebijakan dalam mendukung perkembangan sektor pertanian, kelautan, dan perikanan.
Selanjutnya Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Bawang Putih dan Aneka Umbi Indonesia terkait dengan evaluasi kebijakan impor dan swasembada produk benih bawang putih.
Terkait dengan persoalan bawang putih ini, Panggah Susanto saat masa reses bertemu dengan petani bawang di Temanggung pada Februari 2020 menyerap aspirasi mereka. Saat itu dikatakan para petani bahwa mereka kesulitan sumber air dikarenakan musim kemarau, dan saban musim kemarau terjadi permasalahan yang sama terus berulang. Hingga mengganggu masa panen pertanian dan dampaknya produksi bawang petani menurun drastis.
Sebagai putra asli Temanggung, Panggah Susanto, merespon dengan cepat aspirasi petani bawang putih dalam diskusi di lahan pertanian bawang putih di Lereng Gunung Sindoro Desa Tlahap tersebut. Selain permasalahan tersebut perlindungan dari masuknya bawang putih impor juga mendapat perhatian serius untuk menaikan harga bawang putih lokal, khususnya pada saat musim panen.
Panggah Susanto merupakan figur yang lengkap secara kapasitas dan latar belakang. Sebagai politisi yang semestinya dibekali dengan pengetahuan, Panggah Susanto memiliki ini. Puluhan tahun berkarir sebagai abdi negara, Panggah Susanto paham benar bagaimana keadaan dan kondisi masyarakat pada bidang yang ia geluti. {radaraktual}