Peneliti SMRC Saidiman Ahmad menilai Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memiliki modal besar untuk mendongkrak elektabilitasnya. Salah satunya dengan tingkat penerimaan masyarakat yang baik buat Airlangga.
Peneliti SMRC Saidiman Ahmad mengatakan, penerimaan masyarakat akan mempengaruhi tingkat keterkenalan Airlangga. Dengan demikian, Airlangga potensial menaikkan elektabilitasnya jika dia dikenal lebih banyak oleh publik.
“Tingkat penerimaan publik pada Airlangga cukup baik, 70% dari yang kenal, suka pada dia,” ujar Saidiman dalam keterangannya diterima Lintas Parlemen, Jakarta, Ahad (29/1/2023).
Berdasarkan survei SMRC, keterkenalan Airlangga masih sekitar 39% secara nasional sampai Desember 2022. Padahal masih banyak potensi yang bisa dilakukan Airlangga bersama mesin partai. Sebagai ketua umum Partai Golkar yang merupakan terbesar kedua, Airlangga dikenal masyarakat menengah dan bawah.
“Sebenarnya Golkar justru lebih banyak menarik pendukung dari menengah ke bawah. Partai ini secara tradisional lebih kuat di luar Jawa dan pedesaan,” jelas Saidiman.
Selain disukai, berdasarkan hasil survei terbaru Lembaga Penelitian Masyarakat Milenial (LPMM) menyatakan, jika pemilu dilakukan hari ini, maka kans Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk menang sangat tinggi.
“Hasil survei pilihan publik yang terwakili oleh 2.078 responden terkait calon presiden harapan rakyat, jika pilpres digelar hari ini, maka nama Airlangga Hartanto dipilih sebanyak 25,8%,” ujar Koordinator LPMM Andrey Santoso.
Alasan Ketum Airlangga berada di puncak adalah dia dinilai punya peluang besar dipilih masyarakat atas kinerjanya yang telah bekerja untuk masyarakat, terutama di bidang ekonomi selama pandemi Covid-19.
Terpisah, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat menilai hasil survei tersebut wajar ketika yang dipakai dalam survei itu hanya membingkai isu ekonomi.
“Airlangga ini karena sekarang dia Menko Perekonomian, tentu saja dia dianggap orang yang paling paham, menguasai isu ekonomi. Yang lain juga bisa jadi ada. Tetapi dari hasil LPPM ini, Airlangga, sosok yang dianggap mampu jadi pemimpin di 2024 karena pengalaman di bidang ekonomi, itu sejalan dengan pengalaman dia,” ujar Cecep.
Kendati demikian, Cecep menjelaskan isu yang dihadapi dalam Pilpres 2024 tidak hanya berkutat soal ekonomi. Ada pula isu lain yang saling berkaitan, seperti reformasi birokrasi, pertahanan dan keamanan, kemiskinan, pengangguran, hubungan internasional, dan lain-lain.
“Capres kan isunya banyak, multi dimensi permasalahannya, bukan cuma ekonomi saja,” kata Cecep.(Sumber)