Politiknesia.com

Pulang dari Hannover Messe 2023, Menperin Agus Gumiwang Bawa Oleh-Oleh Investasi Rp.29,7 Triliun

Dalam gelaran Hannover Messe 2023 di Jerman, Pemerintah banyak mendapatkan kesepakatan kerja sama investasi dengan pelaku bisnis total senilai USD2 miliar atau setara Rp29,7 triliun.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang menyebutkan, terdapat 27 perjanjian kerjasama yang akan ditandatangani pihak Indonesia pada perhelatan Hannover Messe 2023 senilai USD 2 miliar atau setara dengan Rp. 29,7 triliun (asumsi kurs Rp. 14.882)

“Perjanjian kerja sama ini merupakan capaian dari salah satu sasaran partisipasi Indonesia sebagai Partner Country Hannover Messe 2023, yaitu terwujudnya kerja sama industri dan penanaman modal asing,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Hannover, Jerman, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/4/2023).

Adapun perjanjian kerjasama meliputi 1 kesepakatan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jerman atau Government to Government (G to G). Agus menyampaikan, kesepakatan tersebut berupa Pernyataan Kehendak Bersama (Joint Statement Declaration of Intent/JDoI) antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dengan Kementerian Federal Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim (Federal Ministry for Economic Affairs and Climate Action/BMWK) Jerman tentang Kerja Sama Ekonomi Bersama (Joint Economic Cooperation).

Selanjutnya, empat kesepakatan secara Government to Business (G to B) atau pemerintah dengan pelaku bisnis untuk lingkup kerjasama yang meliputi peningkatan sumber daya manusia dalam pembangunan dan transformasi industri 4.0, pengelolaan limbah menjadi energi, pengelolaan limbah dengan menggunakan sirkular ekonomi, serta kolaborasi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Adapun 75 persen dari peserta penandatanganan MoU itu berasal dari co-exhibitor Hannover Messe 2023, dan sisanya diluar co-exhibitor. Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme co-exhibitor untuk menjalin kerjasama dengan mitra cukup tinggi,” ungkapnya.

Selain itu, sebanyak 22 kesepakatan yang dilakukan secara Business to Business (B to B) atau kerja sama yang terjadi antar perusahaan. Total nilai komitmen kerja sama investasi tersebut lebih dari USD 1,9 miliar.

Sedangkan, area kerja sama yang dilakukan secara B to B antara lain terkait pengelolaan teknologi energi yang berkesinambungan, serta investasi tentang penggunaan energi solar, pengembangan semikonduktor, peralatan medis dan keamanan industri manufaktur.

Adapula kerja sama tentang pengelolaan limbah menjadi energi, pendirian pusat pabrik kimia dan molding, pendirian pusat pembelajaran, kerja sama dalam ekosistem pengisian ulang kendaraan listrik (electric vehicle-EV) dan informasi digital industri 4.0.

“Selain itu, pengembangan Internet of Things (IoT), mesin Computerized Numerical Control (CNC) milling dan sistem pembelajaran tentang ventilator medis, solusi digital untuk Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan servis secara digital, serta kerja sama pembuatan radar. Para pihaknya terdiri dari berbagai macam perusahaan swasta dan juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” tutup Menperin.(Sumber)

Leave a Reply