Politiknesia.com
Parpol  

Ketua PDIP Diskreditkan Muhammadiyah, Rita Yusrita Basit: Memecah Belah Persatuan Warga Lampung Barat

Belum selesai masalah Prasetyo Edi, Ketua DPRD DKI Jakarta yang merupakan kader PDIP dalam menghina Tegal dan Brebes dengan kekhasan daerahnya, telur asin, kini muncul lagi kasus lain yang melibatkan kader partai berlambang kepala banteng itu. Adalah Parosil Mabsus, mantan Bupati Lampung Barat yang juga Ketua PDIP Lampung Barat diduga telah mendiskreditkan organisasi Muhammadiyah.

Hal itu terjadi saat Parosil Mabsus memberikan materi tentang kebangsaan di acara Nahdlatul Ulama. Alih-alih memberikan pemahaman keIslaman yang kaffah, Parosil justru menyenggol Muhammadiyah dan melarang kader NU Lampung Barat untuk masuk ke dua partai yang disinyalir terafiliasi dengan Muhammadiyah, yakni PAN dan PKS.

“Mungkin ada di Kuning, mungkin ada di hijau, yang penting Jangan masuk yang dua, kalau yang dua ini beda mungkin pemahamannya. Yang pertama, Partai Amanat Nasional (PAN) karena itu organisasinya Muhammadiyah, dan yang Kedua PKS. Kalau yang lainnya Monggo-monggo maon. Jangan ditanya lagi,” begitu ucap Parosil Mabsus dikutip dari pemberitaan lampung.tribunnews.com.

Banyak pihak merasa tersinggung dan kecewa dengan pernyataan Parosil Mabsus ini, salah satunya srikandi Partai Golkar, Rita Yusrita Basit. Pengurus pusat pengajian Alhidayah ini merasa bahwa pernyataan Parosil Mabsus berpotensi memecah belah persatuan bangsa dan kerukunan warga Lampung Barat.

“Saya mengecam pernyataan Parosil Mabsus yang telah mendiskreditkan organisasi Muhammadiyah serta dua Parpol yakni PAN dan PKS. Kita yakin bahwa hak politik warga negara dijamin oleh undang-undang, lalu apa urusannya Parosil Mabsus melarang kader NU untuk masuk Parpol tertentu?” tegas Rita Yusrita Basit melalui keterangan tertulis kepada redaksi Golkarpedia.com pada Jumat (11/08).

“Apalagi beliau mantan Bupati Lambar, tidak sepatutnya bagi saya seorang pemimpin mendiskreditkan, mendiskriminasi kelompok masyarakat tertentu. Saya kira persoalan ini adalah masalah logika moral yang tak terjaga dari Parosil Mabsus,” sambungnya lagi.

Rita Yusrita Basit yang merupakan putri daerah asli Lampung Barat dari garis sang ibunda lantas meminta Parosil Mabsus tak hanya meminta maaf, tetapi juga bisa mempertanggungjawabkan perkataannya di hadapan masyarakat Lampung Barat. Sebab bagi perempuan pengurus KPPG Bidang Ekonomi Kreatif ini perkataan Parosil Mabsus dianggapnya telah mencederai nilai-nilai Pancasila.

“Kalau hanya sekadar minta maaf dan itu selesai, tak ada pembelajaran buat kedepannya. Mereka cukup sering mendiskreditkan kelompok tertentu, yang ini jelas telah merusak nilai-nilai Pancasila yang kita junjung sebagai perekat kerukunan bangsa. Parosil harus bertanggung jawab, minimal meminta maaf secara langsung kepada mereka, PAN, PKS dan kader Muhammadiyah juga masyarakat Lambar. Tak cukup permintaan maaf melalui media,” pungkas Rita Yusrita Basit. {golkarpedia}