Politiknesia.com

Menlu Rusia Sergey Lavrov Tuding Israel Gunakan ‘Cara Teroris’ Untuk Urusan Politik

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Israel telah menggunakan ‘metode teroris’ dalam menyelesaikan masalah politik. Dia pun mendesak Israel untuk meninggalkan cara kotor tersebut.

Hal itu disampaikan Lavrov saat menanggapi pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam serangan brutal Israel ke ibu kota Lebanon, Beirut.

Dalam konferensi pers yang berlangsung di sela-sela Sidang ke-79 Majelis Umum PBB di New York, AS, Sabtu (28/9/2024), Lavrov mengatakan dia mendapat kesan bahwa Israel berusaha memprovokasi Iran dan Hizbullah untuk menarik keterlibatan AS dalam konflik di Timur Tengah.

Diplomat senior Rusia itu menilai pembunuhan Nasrallah bukan upaya provokatif pertama yang dilakukan Israel.

Pada Juli lalu, Ismail Haniyeh, petinggi kelompok perlawanan Palestina Hamas, terbunuh di Teheran ketika berada di ibu kota Iran itu untuk menghadiri pemakaman Presiden Ebrahim Raisi. Sebelumnya, Israel juga menyerang misi diplomatik Iran di Damaskus, Suriah.

“Tampaknya Israel ingin menciptakan alasan bagi AS untuk terlibat dalam perang ini,” kata Lavrov, seraya menambahkan Israel telah memprovokasi Iran dan Hizbullah.

“Dalam situasi seperti ini, kepemimpinan Iran bersikap sangat bertanggung jawab,” lanjut dia.

Lavrov juga menegaskan pertumpahan darah harus dihentikan. Dia menilai Israel tidak memiliki rencana perdamaian apa pun, termasuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB.

Dia pun menyamakan tindakan Israel dengan Ukraina yang memprovokasi keterlibatan langsung NATO dalam perang melawan Rusia, demikian laporan Sputnik News, Minggu (29/9/2024).

AS Tetap Dukung Israel

Di saat banyak negara di dunia yang sudah muak dengan tindakan biadab Israel, AS menyatakan diri tetap mendukung sekutunya itu.

Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, oleh Israel di Beirut adalah ‘tindakan keadilan’, serta menegaskan kembali dukungan AS untuk Israel dalam menghadapi Hizbullah.

Dalam sebuah pernyataan, Biden mengatakan bahwa Nasrallah dan Hizbullah bertanggung jawab atas kematian ratusan warga Amerika selama empat dekade teror.

“Kematian Nasrallah akibat serangan udara Israel adalah bentuk keadilan bagi banyak korbannya, termasuk ribuan warga Amerika, Israel, dan warga sipil Lebanon,” kata Presiden AS tersebut, seperti dilansir Anadolu Agency, Minggu.

Biden menjelaskan, serangan yang menewaskan pemimpin Hizbullah itu terjadi sebagai bagian dari konflik yang dimulai dengan serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober lalu.

Dia juga menegaskan bahwa AS sepenuhnya mendukung hak Israel untuk membela diri dari Hizbullah, Hamas, Houthi, dan kelompok teroris lainnya yang didukung Iran.

(Sumber)