Politiknesia.com

Mukhtarudin: RI Miliki Seluruh Potensi Untuk Jadi Produsen Raja Baterai Dunia

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, Agus Tjahajana menekankan, memasuki tahun politik 2024 antara bisnis dan politik harus dipisahkan dalam mempercepat Indonesia menjadi produsen baterai terbesar di dunia

“Politik itu harusnya membuat bisnis lebih bergairah,” kata Agus Tjahajana dalam diskusi bertema: “Mimpi Jokowi Makin Nyata, RI Bakal Punya Pabrik Baterai Raksasa” di CNBC Indonesia TV.

Ia menyampaikan, pabrik sel baterai lithium pertama di Indonesia sebetulnya sudah ada yang dikelola PT Internastional Chemical Industry yang memproduksi sel baterai lithium di kawasan Jakarta Barat.

Dia mencatat, paling tidak PT Hyundai yang sudah berinvestasi dan sudah mampu memproduksi 150.000 pada tahun 2024 akan mempercepat langkah Indonesia menjadi produsen baterai dunia.

“Saya melihat kalau investor sudah masuk tentu segalanya sudah dihitung bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk menjadikan pabrik yang besar di Asia Tenggara,” katanya optimis.

Sependapat dengan Agus Tjahajana, Anggota Komisi Vll DPR-RI, Mukhtarudin menyatakan, Indonesia memiliki posisi yang kuat dalam industri baterai terintegrasi. Saat ini Indonesia masuk dalam peringkat 16 ekonomi dunia, bahkan diperkirakan akan berada pada posisi 5 besar ekonomi dunia di 2045.

Selain itu, Indonesia juga memiliki sumber daya alam dan mineral untuk bahan baku kendaraan listrik, dan bukan hanya untuk baterainya saja tapi untuk kendaraan listrik.

“Kita punya timah, kita punya alumunium, kita punya tembaga, kita punya nikel yang sudah mulai kita garap. China juga punya nikel, kemudian kita juga punya lithium dan kobalt, hanya belum maksimal eksplorasinya, sedangkan nikel sudah berjalan,” papar Mukhtarudin.

Dari potensi yang dimiliki Indonesia, menurutnya, Indonesia berpotensi menjadi produsen pembuatan bodi mobil dan baterai EV. Dengan tekad yang kuat, maka Indonesia akan menjadi pemain baterai dunia, karena sebagian besar potensi itu dimiliki.

Ia menambahkan, saat ini hanya tinggal bagaimana pemerintah yang telah membuat road map ekosistem baterai Indonesia bisa berjalan berkesinambungan, tidak parsial, dan tidak berhenti di tengah jalan. Tetap terus direalisasikan secara step by step, gradual, terstruktur, tersistematis untuk mencapai target yang diharapkan.

“Sejauh pemerintah mempunyai komitmen yang kuat seperti itu, kami di DPR memberikan dukungan yang sangat kuat terhadap hal ini karena Indonesia ke depan akan menguasai baterai. Karena itu, semua potensi harus dioptimalkan dari hulu hingga hilir,” tuturnya.

Diuraikan, di hulunya Indonesia sudah punya sumber dayanya, di hilirnya industrinya harus dipercepat. Percepat membangun smelter, dan lain-lain.

Mukhtarudin juga mengungkapkan, peran dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (KESDM), stakeholder, pengusaha, pemerintah pusat maupun daerah bersama yudikatif harus memiliki komitmen bersama untuk mengembangkan industri baterai terintegrasi di Indonesia.

“Saya kira ini bukan hal yang berlebihan dan bisa diwujudkan dengan tekad yang kuat dan berkesinambungan,” pungkasnya. (Sumber)

Leave a Reply