Politiknesia.com

Prancis Chaos! Pemerintahan Macron Hadapi Mosi Tak Percaya Dari Oposisi

Pemerintah Prancis akan menghadapi mosi tidak percaya Senin (20/3/2023), buntut rencana Presiden Emmanuel Macron untuk menaikkan usia pensiun tanpa pemungutan suara parlemen.

DIkutip dari The Guardian, politisi oposisi telah mengajukan dua mosi tidak percaya sebagai protes terhadap pemerintah yang menggunakan kekuasaan eksekutif kontroversial untuk menaikkan usia pensiun masyarakat dari 62 tahun menjadi 64 tahun.

Namun, kedua mosi tidak percaya itu disebut-sebut tidak mungkin lolos, sebab harus membutuhkan persetujuan dari semua partai oposisi yang bertikai di parlemen.

 

Jika ingin berhasil, harus ada front persatuan di seluruh spektrum politik, mulai dari sayap kiri radikal hingga sayap kanan Marine Le Pen dan Les Républicains sayap kanan Nicolas Sarkoz, untuk memenuhi ambang batas tinggi dari mayoritas mutlak 287 suara.

Satu mosi diajukan oleh kelompok sentris, Liot, sebagai semacam mosi tidak percaya multipartai, yang ditandatangani bersama oleh aliansi partai-partai Nupes di sayap kiri. Mosi tidak percaya lainnya telah diajukan oleh partai National Rally sayap kanan Le Pen, yang memiliki 88 anggota parlemen.

Satu-satunya cara mosi tidak percaya akan lolos adalah dengan dukungan sejumlah besar anggota parlemen dari Les Républicains. Namun, ketua partai, Éric Ciotti, telah memerintahkan anggota parlemennya untuk tidak memberikan suara menentang pemerintah karena dianggap dapat menyebabkan kekacauan.

Pekan lalu, Macron telah memutuskan pemerintah harus menggunakan pasal 49.3 konstitusi untuk melewati parlemen. Langkah ini diambil karena dirinya khawatir tidak dapat mengumpulkan cukup suara untuk perubahan aturan pensiun tersebut.

Sejak kebijakan tak populer ini diumumkan, situasi Prancis sendiri terus memanas. Protes menentang perubahan pensiun dan pemogokan terus-menerus yang dipimpin oleh serikat pekerja terus berjalan selama dua bulan terakhir.

Bahkan kemarahan warga terus meningkat selama akhir pekan, di mana demonstrasi terjadi di banyak kota. Lebih banyak pemogokan kereta api, udara dan sekolah juga telah direncanakan selama minggu depan.

Menurut perkiraan Kementerian Tenaga Kerja, menunda usia pensiun 2 tahun dan memperpanjang periode pembayaran akan membawa tambahan 17,7 miliar euro (US$ 19,1 miliar) dalam kontribusi pensiun tahunan, dan memungkinkan sistem untuk mencapai titik impas pada tahun 2027.

 

Adapun, serikat pekerja berpendapat ada cara lain untuk membiayai pensiun, seperti mengenakan pajak pada orang super kaya atau meningkatkan kontribusi pemberi kerja atau pensiunan kaya.

Sebuah jajak pendapat di Journal du Dimanche pada Minggu menunjukkan popularitas Macron telah turun ke level terendah akibat kebijakan tersebut. Popularitas presiden itu juga turun sejak protes anti-pemerintah gilets jaunes empat tahun lalu.(Sumber)

Leave a Reply