Ancaman rudal yang sempat dikemukakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terhadap Yunani memperoleh kritik keras dari Menteri Luar Negeri Nikos Dendias.
Dalam pertemuan urusan luar negeri di Uni Eropa, Menlu Yunani mengutuk ancaman berbahaya yang dilakukan oleh sesama anggota NATO tersebut.
“Tidak dapat diterima dan secara universal dikutuk atas ancaman serangan rudal terhadap Yunani yang dilakukan oleh negara sekutu, anggota NATO,” ujar Nikos seperti dimuat Associated Press pada Senin (12/12).
Nikos bahkan menyebut mengatakan tindakan Erdogan sudah seperti Korea Utara yang mengancam Korea Selatan dengan latihan rudal.
“Sikap Korea Utara tidak bisa dan tidak boleh masuk ke Aliansi Atlantik Utara,” tegasnya.
Kecaman itu diutarakan setelah Erdogan pada Minggu (11/12), mengumumkan negaranya tengah membuat rudal balistik jarak pendek yang disebut Tayfun.
Erdogan menyebut Tayfun sebagai senjata yang ditakutkan oleh orang-orang Yunani. Ia menekankan apa yang ditakutkan bisa saja terjadi jika Yunani terus mengusik negaranya.
“Tentu saja itu akan terjadi. Jika Anda tidak tetap tenang, jika Anda mencoba membeli barang-barang dari Amerika Serikat dan tempat lain(untuk mempersenjatai) kepulauan itu, negara seperti Turki harus melakukan sesuatu,” tegasnya.
Hubungan kedua anggota NATO itu telah lama tegang akibat sengketa teritorial di Laut Aegea dan hak eksplorasi energi di Mediterania timur.
Keduanya bahkan telah berada di ambang perang tiga kali dalam setengah abad terakhir.
Pekan lalu, Turki menuduh Yunani melanggar perjanjian internasional dengan melakukan latihan militer di Laut Aegea.
Yunani membela diri dengan mengatakan bahwa mereka perlu mempertahankan diri dari potensi serangan dari Turki di pantai barat.(Sumber)