Usulan menjadikan Presiden Soeharto sebagai pahlawan nasional pada 2018 lalu sempat pupus. Kini, usulan serupa disuarakan Bupati Karanganyar Juliyatmono.
Itu diungkapkan Juliyatmono yang juga menjabat sekretaris DPD I Partai Golkar di sela apel memperingati Supersemar yang digelar di kompleks makam Presiden Soeharto di Astana Giribangun, Mangadek, Matesih, Kabupaten Karanganyar bersama unsur pimpinan DPD I Jateng dan DPD II Partai Golkar Karanganyar.
“Kepercayaan presiden pertama Ir.Soekarno kepada beliau, Pak Soeharto, melalui Supersemar menjadi tonggak sejarah tersendiri bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelas Juliyatmono.
Ditambahkannya, Supersemar ditunaikan oleh Soeharto dengan penuh rasa tanggung jawab, melalui pengendalian situasi yang saat itu memerlukan leadership. “Sebab itu, saya sebagai bupati mengusulkan agar beliau bisa menjadi pahlawan nasional,” ujar bupati Karanganyar.
Tak hanya sebagai pahlawan nasional, Juliyatmono juga mengusulkan Presiden Soeharto diangkat sebagai bapak pembangunan nasional. Karena Soeharto dianggap sosok yang fundamental untuk bangsa, karena telah mengimplementasikan Pancasila dengan memerangi komunisme.
“Ini yang tidak boleh dilupakan dari beliau. Atas dasar itulah, saya sebagai bupati mengusulkan kembali agar beliau bisa diangkat sebagai pahlawan nasional dan bapak pembangunan nasional,” tegasnya.
Sementara itu, juru kunci Astana Giribangun Sukirno mengapresiasi jajaran pengurus Partai Golkar yang berziarah ke kompleks makam presiden RI yang ke-2.
“Kami sangat mendukung beliau sebagai pahlawan nasional dan bapak pembangunan,” pungkas Sukirno. (Sumber)