Politiknesia.com

Menko Luhut Prediksi 2050 Lebih Banyak Sampah Plastik Daripada Ikan

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Gubernur Bali Wayan Koster, dan Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono di acara Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut, Bali, Kamis (27/10). (Foto: CNN Indonesia/Kadafi)

Badung, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim sampah plastik pada 2050 akan lebih banyak ketimbang ikan di lautan.

“Ilmuwan memprediksi bahwa tahun 2050 akan lebih banyak sampah plastik di lautan dibanding ikan, apabila kita tidak melakukan langkah-langkah [penanganan] ini,” kata dia, dalam acara Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di Taman Bhagawan, Badung, Bali, Kamis (27/10).

“Jadi nanti kita ke laut tidak melihat ikan lagi tapi melihat sampah plastik,” sambungnya.

“Jadi nanti kita ke laut tidak melihat ikan lagi tapi melihat sampah plastik,” Menko Luhut B Pandjaitan

Luhut tak merinci ilmuwan mana yang mengungkapkan prediksi itu.

Namun demikian, pada 2016 Ellen MacArthur Foundation meluncurkan studi soal prediksi sampah di Forum Ekonomi Dunia. Menurut studi ini, 20 persen dari total produksi minyak dalam 35 tahun bakal terpakai untuk menghasilkan plastik baru.

Yayasan ini juga menunjukkan produksi plastik meningkat 20 kali lipat sejak 1964, yakni 311 juta ton pada 2014. Diperkirakan, produksinya akan berlipat ganda dalam 20 tahun ke depan dan hampir empat kali lipat pada 2050.

Meskipun demikian, hanya 5 persen plastik yang didaur ulang secara efektif. Sementara, 40 persen lainnya berakhir di tempat pembuangan sampah, dan sepertiganya di ekosistem yang rapuh seperti lautan. Sebagian besar sisanya dibakar, menghasilkan energi.

Laporan tersebut mengatakan bahwa setiap tahun “setidaknya 8 juta ton plastik bocor ke laut – yang setara dengan membuang isi satu truk sampah ke laut setiap menit. Jika tidak ada tindakan yang diambil, ini diperkirakan akan meningkat menjadi dua per menit pada tahun 2030 dan empat per menit pada tahun 2050.”

“Dalam skenario biasa, lautan diperkirakan mengandung 1 ton plastik untuk setiap 3 ton ikan pada 2025, dan pada 2050, lebih banyak plastik daripada ikan [berdasarkan beratnya],” kata studi tersebut, dikutip dari Guardian.

Musuh bersama

Luhut melanjutkan penanganan sampah plastik ini mesti dilakukan secara keroyokan.

“Sampah plastik ini jadi musuh kita bersama. Sama seperti kita menangani Covid-19 dan Covid-19 kita bikin musuh bersama, kita menangani secara terintegrasi dengan data yang bagus, itu (Covid-19) bisa tertangani dengan baik, ini juga demikian. Jadi saya mohon kita semua harus bahu-membahu,” ungkapnya.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Gubernur Bali Wayan Koster, dan Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono di acara Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut, Bali, Kamis (27/10). (Foto: CNN Indonesia/Kadafi)

Selain Luhut, tampak hadir pula dalam acara itu Gubernur Bali Wayan Koster, dan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono.

Luhut juga menyebut bahwa sampah plastik menjadi ancaman bagi satwa laut dan otomatis manusia.

“Sampai sekarang kita tidak mencari siapa yang salah. Tapi kita tahu, plastik itu bisa menjadi mikroplastik dan mikroplastik dimakan oleh ikan, dan ikan dimakan oleh manusia, itu akan menimbulkan berbagai macam penyakit,” ucapnya.

“Dan lebih parah, kalau dimakan ibu-ibu hamil, anaknya bisa juga cacat karena itu. Jadi, kita tidak mau generasi akan datang Indonesia cacat karena mikroplastik itu,” cetus dia.

“Dan lebih parah, kalau dimakan ibu-ibu hamil, anaknya bisa juga cacat karena itu. Jadi, kita tidak mau generasi akan datang Indonesia cacat karena mikroplastik itu,” Luhut B Panjdaitan

Pihaknya pun menekankan pentingnya pembangunan tiga pembangunan Refused Derived Fuel (RDF) di Badung dan Denpasar, Bali.

“Ada tiga spot RDF yang sedang dibangun di Bali, yang bisa mengatasi kira-kira 1.200 ton sampah per hari. Anda bisa bayangin, kalau 80 persen, sampah 1.200 ton itu jatuh ke laut itu dampaknya berapa besar, jadi proses ini harus selesai,” ujarnya.

Pembangunan tiga RDF itu akan selesai pada awal November 2022 dan beroeprasi penuh pada Januari 2023. Diharapkan, tidak ada lagi pembuangan sampah ke Tempat Pembangunan Akhir (TP) di Suwung, Denpasar.

“Full operasionalnya itu, harus terjadi pada Bulan Januari tahun depan dan untuk itu tidak ada lagi pembuangan sampah di Suwung. Jadi Suwung nanti kita bikin menjadi betul-betul daerah wisata yang baik,” tandas Luhut.

 

Baca artikel sumber disini.

Leave a Reply