Aksi blokade bahan bakar negara oleh geng pemberontak di ibukota Haiti, Port-au-Prince telah melumpuhkan banyak sektor kehidupan, termasuk rumah sakit yang hampir ditutup karena masih mengandalkan generator diesel untuk menghasilkan listrik.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin (26/9), United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) mengatakan rumah sakit di haiti tidak mampu menyediakan kondisi steril untuk tindakan medis karena gangguan fasilitas pendingin dan pemanas yang hanya bisa tersedia dengan listrik.
“Tiga perempat rumah sakit besar di Haiti terkena dampak langkanya bahan bakar. Beberapa rumah sakit tidak dapat menerima pasien baru dan bersiap untuk tutup,” kata UNICEF, seperti dikutip Reuters.
Tak hanya rumah sakit, stasiun radio Magik 9 Haiti pada Selasa (27/9) terpaksa menghentikan program paginya saat ingin melakukan wawancara mengenai situasi kritis yang disebabkan oleh kekurangan bahan bakar.
Di hari yang sama, sekitar 30 persen antena yang dioperasikan oleh Digicel, penyedia ponsel terbesar di Haiti, juga ikut kehabisan bahan bakar dan terpaksa berhenti beroperasi.
Geng pemberontak melakukan blokade setelah pemerintah mengumumkan akan memotong subsidi bahan bakar pada 11 September lalu karena biaya yang tinggi.
Dalam aksinya, mereka menggali parit dan mengotori kontainer pengiriman bahan bakar di pintu masuk terminal Varreux.
Kekerasan geng Haiti telah meningkat sejak tahun lalu ketika presiden Jovenel Moise terbunuh, disusul dengan serangkaian penculikan oleh geng yang marak terjadi di negara itu.(Sumber)